‘SATRIYA’ MENGISI KULIAH UMUM DI IAN FIS UNY

“Seorang ASN (Aparatur Sipil Negara) itu tidak boleh ngremimih, nylekuthis, dan sejenisnya. Seorang ASN harus mempunyai karakter satriya. Oleh karena itu Pemerintah Daerah DIY pegawai atau ASN nya diberi nama satriya” ujar YB. Jarot Budi Harjo dalam Kuliah Umum Manajemen SDM, jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial  Universitas Negeri Yogyakarta (FIS UNY) di ruang Ki Hajar Dewantara FIS UNY,yang di gelar Kamis (29/03). Pada kesempatan tersebut Jarot menyampaikan materi dengan tema “Budaya Kerja Pemerintahan ‘SATRIYA’ “.
Seolah sudah menjadi “trade mark’ kinerja PNS dengan kesan “klo bisa dipersulit kenapa dipermudah”, “wong mereka mau menunggu kok”, dsb. Hal ini lah yang ingin dihapus oleh pemda DIY. Dengan berbagai program, pemda DIY ingin memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakatnya.”Kami ingin dan terus berupaya kesan-kesan miring atau negatif yang ada di masyarakat itu hilang. Tidak ada lagi anggapan jelek tentang ASN khususnya di wilayah Pemda DIY.”ungkap Jarot.
Disampaikan pula oleh Jarot tentang kondisi umum Birokrasi di Indonesia, “ Birokrasi di Indonesia itu bisa digambarkan secara umum seperti ini, organisasi yang gemuk jadi mau ngurus 1 hal saja, harus kesana –kesini, pindah – pindah bagian. Peraturan perundang-undangan yang over alpping jadi kadang membuat masyarakat bingung. SDM Aparturnya tidak sesuai kompetensi, misalnya saya orang AN, disuruh mengerjakan pekerjaan di dinas sosial ya nggak bisa, karena tidak sesuai dengan latar belakang kompetensi saya. Tumpang tindih kewenangan, karena banyaknya departemen (organisasi gemuk) maka akan banyak divisi tercipta, padahal sebenarnya itu bisa dipersingkat, maka di Pemda DIY organisasi akan diefektifkan. Selain itu banyaknya keluhan tentang pelayanan publik yang masih buruk dan pola pikir ASN yang rule based, itu harus dirubah, agar kami bisa memberikan pelayanan yang memuaskan untuk masyarakat DIY khususnya”.
Dalam kesempatan Jarot juga mengemukakan bahwa Satriya dijadikan sebagai karakter bukan hanya karena sifat satriya itu saja, tetapi satriya itu sendiri merupakan sebuah akronim, yaitu SATRIYA” mengandung makna Selaras, Akal budi luhur, Teladan, Rela melayani, Inovatif, Yakin dan percaya diri dan Ahli profesional sebagaimana filosofi Hamemayu Hayuning Bawana. Sebagai seorang itu harus bangga dan bisa menunjukkan bahwa dirinya bisa bersikap seperti seorang satriya, karena mampu mengalahkan ribuan orang lainnya untuk bisa menjadi seorang PNS/ASN. “Untuk itu sudah seharusnya seorang PNS bisa memberikan pelayanan yang terbaik, tidak hanya dalam pelayanan profesional tetapi sikap satriya ini bisa tercermin dalam sikap sehari – hari.” Ujar Jarot bersemangat.
Dalam kuliah umum mata kuliah yang diampu Lena Satlita ini, terlihat mahasiswa yang mengikuti sangat antusias hal ini terbukti dari banyaknya mahasiswa yang mengikuti dari berbagai angkatan, baik 2015, 2016 maupun 2017. Seluruh peserta mengikuti dengan seksama dan cermat kuliah umum yang diselenggarakan tersebut. (sari)