Asyiknya Belajar Sosiologi bersama Mahasiswa PLP Pendidikan Sosiologi UNY

Peran dan fungsi guru merupakan salah satu faktor penting untuk memajukan dunia pendidikan. Di era global ini, peran dan fungsi guru bertransformasi tidak hanya mentransfer pengetahuan tetapi justru yang paling penting mendidik generasi masa depan. Belajar tidak lagi hanya memberikan pengetahuan semata, tetapi juga harus mampu mengembangkan aspek psikomotorik dan afektif siswa yang terwujud dalam suasana pembelajaran yang menyenangkan. Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) sebagai institusi pendidikan tinggi yang mencetak calon-calon guru masa depan, berupaya mempersiapkannya melalui Program Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP). Program ini ditujukan bagi calon guru masa depan, untuk meningkatkan kompetensi baik secara kepribadian, disiplin, pedagogis, keprofesionalan, maupun sosial.

Pada tahun ini (2019) PLP diselenggarakan selama 1,5 bulan, banyak kisah dan pengalaman PLP yang dialami mahasiswa, salah satunya pengalaman Novia Reni Astuti, mahasiswa pendidikan sosiologi yang tahun ini PLP di SMA N 1 Sanden Bantul. Dituturkan oleh Novia bahwa melaksanakan PLP tidak hanya mengajar tetapi juga melaksanakan semua kegiatan yang dilakukan guru serta harus menjadi teladan/panutan bagi siswa. Mahasiswa PLP harus berangkat 30 menit lebih awal untuk sapa pagi dan mempersiapkan pembelajaran. Begitu juga keharusan membaur dan berinteraksi dengan  warga sekolah yang disertai beragam karakteristiknya,  menjadikan pengalaman yang luar biasa dalam hal peningkatan kompetensi sosial.

Novia juga menceritakan bahwa pada kegiatan pembelajaran, mahasiswa dituntut untuk mempersiapkan administrasi mengajar yang sesuai dengan tantangan pendidikan abad 21. Proses pembelajaran bukan hanya sekedar mentransfer ilmu saja, dalam arti tidak hanya memperkenalkan pengetahuan sosiologi secara konseptual, namun lebih menekankan pada dimensi afeksi, kepekaan terhadap permasalahan sosial. Beragam metode pembelajaran dan media digunakan untuk mendukung dan menciptakan proses belajar sosiologi yang mengasyikan.

Di SMA N 1 Sanden Bantul, Novia ditempatkan guru pamong untuk mengajar kelas XI. Karakteristik peserta didik yang beragam mempengaruhi bagaimana metode dan media pembelajaran yang digunakan, seperti kelas XI yang mana peserta didiknya sulit dikondisikan dan jadwal pelajaran sosiologi di jam terakhir, mendorong novia untuk mengemas pembelajaran semenarik mungkin dengan menerapkan metode Team Games Tournament, yang dilengkapi dengan ekomedia ular tangga sosiologi, mampu membangkitkan semangat peserta didik dalam menganalisa fenomena kelompok sosial yang dikemas dalam permainan. Dengan praktik pembelajaran semacam ini, dapat menumbuhkan sikap kritis, dan responsif terhadap fenomena sosial, tuturnya.

Pendidikan di era global ini, menjadi tantangan tersendiri dalam menghadapi peserta didik milenial. Berbicara tentang milenial, sebagai calon tenaga pengajar tentunya harus akrab dengan teknologi. Proses pembelajaran yang dilakukan harus menyesuaikan perkembangan teknologi, penggunaan kertas, spidol dan papan tulis dapat dipadupadankan dengan teknologi. Diceritakan oleh Novia, pada salah satu materi sosiologi tentang kelompok social, peserta didik diajak membuat presentasi menggunakan mind mapping yang kemudian dipadupadankan dengan media quizziz dan/atau kahoot. Media yang memanfaatkan smartphone ini mampu menarik perhatian peserta didik, peserta didik mengaku tertarik dengan inovasi kuis dengan teknologi yang cukup modern ini. Begitu juga dengan respon dari beberapa guru yang tertarik dengan media ini, bahkan ada beberapa guru yang mengajak berbagi terkait media pembelajaran quizziz, kahoot, maupun ekomedia. Melalui praktik pembelajaran semacam ini dapat menumbuhkan sikap kerja sama, toleransi, serta membuat pembelajaran sosiologi menjadi lebih menyenangkan. Pada akhirnya kegiatan PLP ini memberikan pengalaman bagi mahasiswa untuk mengelola kelas, menerapkan beragam metode dan media sesuai dengan karakteristik peserta didik masa kini. (NRA)