DR. NURUL KHOTIMAH, M.Si., DOKTOR BARU DI FIS UNY

Daftar dosen dengan gelar Doktor di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta (FIS UNY) bertambah. Jumat (17/03) lalu, Nurul Khotimah, M.Si berhak menambahkan gelar baru di depan namanya menjadi Dr. Nurul Khotimah, M.Si. Nurul berhak menyandang gelar tersebut setelah menyelesaikan disertasi dan meyampaikan pidato ilmiahnya dalam ujian terbuka promosi doktor di Program Studi Lingkungan Hidup Pasca Sarjana UGM. Nurul menyampaikan pidato ilmiahnya di depan dewan penguji berjumlah  9 orang profeseor dari Fakultas Geografi dengan ketua Penguji Prof. Ir. Suryo Purwono, MA.Sc., Ph.D (Wakil Direktur Sekolah Pascasarjana UGM). Judul disertasi yang mengantarkan Nurul menjadi Doktor adalah “KAJIAN SPASIAL EKOLOGIKAL PENGELOLAAN SUMBERDAYA LAHAN BERBASIS SOSIOKULTURAL DI KECAMATAN IMOGIRI KABUPATEN BANTUL”.

Dalam penelitian untuk disertasinya ini bertujuan untuk (1) Menganalisis karakteristik spasio-sosiokultural masyarakat petani di Kecamatan Imogiri, (2) Menganalisis pengelolaan sumberdaya lahan berbasis sosiokultural masyarakat petani di Kecamatan Imogiri, (3) Menganalisis hubungan karakteristik spasio-sosiokultural masyarakat petani dengan pengelolaan sumberdaya lahan di Kecamatan Imogiri.
Nurul juga menyampaikan, “Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Imogiri, yang ditentukan secara purposive. Populasi penelitian ini adalah petani. Sampel penelitian ditentukan dengan metode area proportional random sampling. Sampel penelitian diambil sebanyak 369 petani yang tersebar di 3 (tiga) bentanglahan. Data penelitian berupa data primer dan sekunder. Pengambilan data primer dengan observasi dan wawancara terstruktur, sedangkan data sekunder dengan dokumentasi. Data yang dikumpulkan dianalisis, analisis pola menekankan pada variasi keruangan (spasial), analisis proses berupa analisis deskriptif kuantitatif berdasarkan data tabel frekuensi, tabel silang, dan hasil uji statistik korelasi rank Spearman.” ungkapnya.
Untuk hasil dari penelitian ini secara ringkas Nurul menjelaskan, “Dari hasil penelitian yang saya lakukan menunjukkan bahwa: Pertama, karakteristik sosiokultural masyarakat petani di Kecamatan Imogiri secara spasial atau menurut sebaran bentanglahan relatif homogen, dilihat dari 9 (sembilan) karakteristik sosiokultural, yaitu jenis kelamin, umur, pendapatan pertanian, status penguasaan lahan, luas lahan, upacara adat, pranata mangsa, status lahan Sultan Ground, dan kelembagaan. Tingkat sosiokultural masyarakat petani di bentanglahan dataran, perbukitan, dan pegunungan berada pada tingkat “sedang”. ujarnya.
Nurul menambahkan, “Hasil yang kedua ialah, Pengelolaan sumberdaya lahan berbasis sosiokultural masyarakat petani di Kecamatan Imogiri memiliki perbedaan di masing-masing bentanglahan, ada 8 (delapan) faktor pengelolaan sumberdaya lahan yang berbeda, yaitu jenis penggunaan lahan, jenis tanaman pertanian dominan, rotasi tanam, ketersediaan air, produktivitas padi, hasil penjualan padi, sarana prasarana, dan pendidikan. Tingkat pengelolaan sumberdaya lahan di bentanglahan dataran dan perbukitan berada pada tingkat “sedang”, sedangkan pada bentanglahan pegunungan berada pada tingkat “rendah”, dan untuk hasil yang terakhir adalah, hubungan karakteristik sosiokultural masyarakat petani dengan pengelolaan sumberdaya lahan di masing-masing bentanglahan: karakteristik sosiokultural masyarakat petani bentanglahan dataran dan perbukitan yang memiliki hubungan signifikan paling kuat dengan pengelolaan sumberdaya lahan adalah status penguasaan lahan, sedangkan di bentanglahan pegunungan karakteristik sosiokultural masyarakat petani yang memiliki hubungan signifikan paling kuat dengan pengelolaan sumberdaya lahan adalah pendapatan pertanian.” jelas Nurul.
Dengan penelitian ini ada beberapa saran yang disampaikan Nurul dalam disertasinya adalah Karakteristik sosiokultural masyarakat petani di semua bentanglahan daerah penelitian yang tidak mengenal batasan umur memberikan gambaran bahwa mata pencaharian sebagai petani dapat dilakukan oleh semua kelompok umur. Kondisi ini perlu dipertahankan untuk mendukung keberadaan sumberdaya petani melalui regenerasi petani. Selain itu Pendapatan pertanian yang relatif rendah di semua bentanglahan daerah penelitian memerlukan kebijakan untuk peningkatan produktivitas padi, melindungi harga jual padi, promosi keunggulan padi Imogiri, dan modernisasi sarana prasarana pertanian. (sari)