FIS UNY KERJASAMA FETHULLLAH GULEN CHAIR UIN JAKARTA GELAR BEDAH BUKU

Salah satu bukti konsistensi yang terus menerus dilakukan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), khususnya Fakultas Ilmu Sosial (FIS UNY) dalam membangun dan membentuk pribadi-pribadi manusia berkarakter yang senantiasa mengutamakan ketaqwaan, kemandirian serta kecendekia-an adalah hadirnya kajian-kajian kritis berkualitas dan berkarakter oleh para akademisi baik di dalam maupun di luar lingkungan kampus.

Untuk mewujudkan hal tersebut diatas, salah satu kegiatan yang dilakukan FIS dalam rangka Dies Natalis ke 49 UNY, FIS bekerjasama dengan Yayasan Fethullah Gullen Chair UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar diskusi Bedah Buku “Cahaya Abadi Muhammad SAW Kebanggaan Umat Manusia” Karya Muhammad Fethullah Gulen (Turki) yang diterjemahkan oleh Fuad Saefudin dari buku aslinya yang berjudul “An Nur Alkhalid Muhammad Mafkhirat Al-Insaniyah”, Sabtu (16/3) di Ruang Kihajar Dewantara, FIS UNY.

Buku setebal 1231 halaman yang telah diterjemahkan ke dalam lebih dari 30 bahasa dan telah terjual lebih dari 1,5 juta exemplar ini di bahas secara jelas oleh ketiga pembicara yakni Dr. Ali Unsal, Ph. D (Tokoh Akademisi, Direktur Yayasan Fethullah Gulen Chair, serta dosen di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), Prof. Dr. Bermawi Monthe, dan Guru Besar FIS UNY, Prof. Dr. Husein Haikal, MA.

Dalam kesempatannya, Dr. Ali Unsal, Ph. D yang didampingi oleh penerjemahnya berbicara mengenai sebuah karakter, beliau mengatakan bahwa hendaknya generasi muda di era masa kini sudah saatnya mulai mengenal dan mencontoh kepribadian maupun perilaku seperti yang telah dicontohkan Nabi Muhammad SAW.

Pernyataan Ali Unsal, ternyata juga didukung pula oleh Bermawi Monthe dan Husein Haikal dengan menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW merupakan suri tauladan rahmatan lilalamin.

“Muhammad sungguh luarbiasa, sungguh menjadi kebanggaan seluruh isi alam raya, bukan hanya manusia, melainkan tanaman sekalipun juga, kita dapat dengarkan namanya selalu disebut-sebut tiada henti oleh manusia diseluruh dunia selama 24 jam” ungkap Bermawi Monthe.

Selain itu, Bermawi Monthe dalam kesempatannya mengungkapkan dengan jelas bagaimana isi pokok dalam buku tersebut baik kelebihannya maupun kekurangannya. Diantaranya, Bermawi Monthe mengatakan bahwa isi buku tersebut sangat dengan jelas dalam menjelaskan bahwa Muhammad yang sampai pada saat ini masih menjadi sebuah kebanggaan rahmatan lilalamin seisi alam raya, bukan hanya manusia tetapi juga tanaman dan seisi kehidupan ini.

“Buku ini merupakan bukti cinta penulis kepada rasullullah dengan pengungkapan kata-kata yang begitu dalam dan sangat normatif dengan argumen - argumen langsung dari hadist-hadist Rasulullah yang sangat jarang dijumpai didalam buku-buku tentang biografi Muhammad lainya” ungkap Bermawi Monthe.

Adapun kelebihan lain buku yang dipaparkan oleh Bermawi Monthe diantaranya adalah buku tersebut tidak terlalu menonjolkan banyaknya kekerasan atau peperangan seperti yang banyak dibahas dalam buku-buku tentang Biografi Muhammad lainnya, banyak menguraikan tentang sifat-sifat nabi, sehingga dapat memperjelas kecerdasan inteligensi manusia yang berupa kesadaran diri, motivasi, empati maupun sosial skill.

“Kelebihan lainya adalah tulisan dalam buku ini dapat menghipnotis para pembaca yang dapat merasakan seolah-olah hidup dijaman rasullulah seperti pada saat rasullulah meletakkan hajar aswad, penjelasan peran-peran rasul dan sunah, arti sunah” (Ipung/sari)