FORUM BERLIMA UNY ADAKAN KEGIATAN SHARING SESSION BEASISWA LUAR NEGERI BERSAMA ALUMNI

Dalam rangka meningkatkan minat mahasiswa untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi baik di dalam maupun di luar negeri, Forum Berlima Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menyelenggarakan sharing session beasiswa luar negeri bersama alumni UNY pada hari Sabtu (20/10) di Ruang Seminar WS Rendra FBS UNY. Acara ini terbuka untuk umum bahkan ada beberapa mahasiswa dari luar UNY yang menyempatkan waktunya untuk bergabung dalam acara ini. Forum berlima merupakan perkumpulan seluruh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) penalaran tingkat fakultas ditambah dengan UKM penelitian tingkat universitas. Pada tahun ini, UKMF Screen  Fakultas Ilmu SosIal (FIS) diamanahi sebagai koordinator Forum Berlima. Forum berlima sudah beberapa kali menyelenggarakan kegiatan bersama dan yang terakhir dilaksanakan adalah sharing beasiswa dengan mengangkat tema “Siapa bilang kuliah di Luar Negeri itu susah?”.

“Sharing beasiswa ini mengundang alumni UNY yang luar biasa diantaranya ialah Janu Muhammad. Ia merupakan alumni Pendidikan Geografi yang memperoleh beasiswa LPDP untuk melanjutkan studi S2 di University of Brimingham. Forum Berlima juga menghadirkan Hardika Dwi Hermawan alumni Pendidikan Teknik Informatika yang melanjutkan studi S2 di The University of Hong Kong serta Edy Purwanto yang merupakan alumi Pendidikan Sosiologi FIS UNY dan salah satu penerima Beasiswa LPDP dari Kementrian Pendidikan RI. Ia telah menyelesaikan studi Master dengan predikat Cumlaude dibidang Ilmu Sosiologi Universitas Gadjah Mada” jelas Kristina yang merupakan panitia penyelenggara.

Ketiga pembicara memaparkan materi dengan sangat menarik dan menginspirasi. Mulai dari pengenalan macam-macam beasiswa studi ke Luar Negeri S1/S2/S3 paling populer, sharing tips dan trik mencari beasiswa yang relevan hingga pengalaman-pengalaman selama memperoleh beasiswa tersebut. Mereka juga memberikan pemaparan kepada peserta tentang bagaimana bisa menyeimbangkan antara studi, organisasi, dan prestasi.

Menurut Janu, pendidikan adalah akselerator seseorang untuk menjadi jawara. Sehingga, kuliah di luar negeri itu perlu untuk memperbaiki kualitas pedidikan, memperoleh pengalaman baru, kemandirian, tantangan, jaringan, dan juga international mind. Hal ini diperkuat oleh Edy agar kita terus bermimpi hingga mimpi itu menyerah atas diri kita. “Setiap orang di dunia punya waktu yang sama 24 jam/hari, presiden, mentri, pimpinan dunia, dll. Yang membedakan hanyalah bagaimana kita memanfaatkan waktu itu”, pungkas Hardika.

 “Acara sharing session ini dilatarbelakangi oleh kondisi dimana masih banyak mahasiswa S1 yang masih ragu-ragu untuk melanjutkan studinya di Luar Negeri. Kekhawatiran ini timbul salah satunya karena para mahasiswa kurang paham mengenai program-program beasiswa yang dapat menunjang kuliah di Luar Negeri.” Ungkap Kristina selaku ketua pelaksana kegiatan tersebut. “Harapannya dengan diadakannya acara ini mampu membangkitkan semangat para mahasiswa untuk melanjutkan studinya ke Luar Negeri melalui jalur beasiswa yang dapat diperoleh,” tutup Kristina yang juga merupakan mahasiswa Pendidikan Sosiologi FIS UNY. (Kristina/Eko)