GERAKAN TERNAK AYAM TINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT PENYANDANG DOWN SYNDROME

Jumlah anak keterbelakangan mental di Indonesia masih relatif cukup tinggi. Seperti dikutip dari http://solo.tribunnews.com, tiga desa di Kabupaten Ponorogo memiliki lebih dari 400 orang penderita keterbelakangan mental (down syndrome) dan hidup di lingkungan yang kotor dengan pendapatan keluarga kurang dari Rp 1 juta per bulan. Desa tersebut adalah desa Sidoharjo, desa Karangpatihan dan desa Krebet. Permasalahan ini berlanjut menjadi kemiskinan karena para penyandang keterbelakangan mental tidak bisa memenuhi kebutuhan sendiri dan tidak memiliki keterampilan untuk meningkatkan pendapatan. Melihat keprihatinan ini, mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang terdiri dari Yonatan Yolius Anggara (Pendidikan Geografi), Enyf Fahria (Pendidikan Tata Boga), Siti Ma’rifah Sa’diyah (Pendidikan Luar Sekolah), Muhammad Nuris Udzma(Pendidikan Sejarah), dan Reni Refitaningsih Peby Ria (Pendidikan Akuntansi) menginisiasi GTA (Gerakan Ternak Ayam) bagi penyandang down syndrome di desa Krebet, Kecamatan Jambon Kabupaten Ponorogo yang dikenal sebagai “kampong idiot”.

Yonatan menuturkan bahwa ide untuk membentuk komunitas GTA muncul setelah mereka melakukan analisis SDM dan kondisi geomorfologis desa Krebet. Berdasarkan analisis mereka, desa Krebet  memiliki kontur pegunungaan dan keadaan tanah yang berbatu kapur. Suhu desa relatif sedang serta kelembaban udara relatif tidak terlalu tinggi. Aspek tersebut menjadikan desa Krebet tidak cocok jika digunakan sebagai lahan pertanian namun sangat cocok bila digunakan sebagai lahan peternakaan

“Komunitas ini berfungsi untuk mendampingi dan melakukan pembinaan ternak ayam bagi masyarakat penyandang keterbelakangan mental. Harapan dari program ini adalah meningkatkan pendapatan ekonomi para penyandang keterbelakangan mental dengan cara memberikan pelatihan dan mengembangkan ketrampilan beternak ayam sehingga kedepannya mereka dapat hidup mandiri” jelas penggagas GTA

Yonatan menambahkan bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Kegiatan meliputi persiapan umum, soasialisasi, pelatihan, pembinaan dan pendampingan. Pelatihan merupakan proses implementasi dari materi yang telah diberikan dalam kegiatan penyuluhan/sosialisasi. Pelatihan ditujukan kepada masyarakat penyandang keterbelakangan mental khususnya di desa Krebet terkait cara berternak ayam.

“Ayam yang dipilih untuk diternak adalah ayam kampung (Gallus domesticus) karena ayam kampung sangat sesuai bagi penyandang keterbelakangan mental dalam proses pemeliharaanya. Adanya Gerakan Ternak Ayam ini berpotensi untuk meningkatkan pendapatan penyandang keterbelakangan mental” pungkasnya. (Eko)