International Conference on Harmony in Diversity: Building ASEAN Community 2015

Dalam rangka mendukung cita-cita Universitas untuk menjadi kampus berkelas dunia (World Class University), Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta (FIS UNY) bekerjasama dengan Universitas Malaya Malaysia menyelenggarakan Konferensi Internasional yang bertajuk ‘Harmony in Diversity: Building ASEAN Community 2015’. Kegiatan berlangsung selama dua hari, 16-17 September 2015, bertempat di Ruang Sidang Utama Rektorat UNY.
Acara diikuti para ahli dan pemerhati persoalan sosial, politik, dan pendidikan menghadirkan pembicara utama, dari Indonesia Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., MA. (Ketua Forum Rektor se-Indonesia), Prof. Dr. Mad Sidin Ahmad Ishak (Dekan Fakultas Seni dan Sosial Universitas Malaya), dan Dr. Hamdan Daulay, MA. (Dosen Jurusan Pendidikan Sejarah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta).
Dalam sambutannya Dr. Nasiwan M.Si (Ketua Panitia), “FIS UNY sebagai institusi pendidikan merasa terpanggil untuk membuat konferensi internasional dalam kontribusinya tentang hubungan Indonesia-Malaysia. Seminar internasional ini diadakan guna mendorong para intelektual untuk berdiskusi dan memperdebatkan isu-isu yang terkait dengan hubungan kedua Negara yang relative fluktuatif”, ujarnya.
Prof. Dr. Mad Sidin Ahmad Ishak mengatakan hubungan antara Indonesia dan Malaysia beberapa kali mengalami pasang surut. Sebagai dua negara yang bertetangga, bahkan sering disebut negara serumpun, potensi kerjasama maupun potensi konflik antar dua negara tersebut besar. Dalam bidang pendidikan, antara Indonesia dan Malaysia menjalin hubungan dengan mengadakan pertukaran pelajar setiap tahunnya. Banyaknya investor-investor dari Malaysia yang berinvestasi di Indonesia telah membantu pemerintah Indonesia di dalam mengentaskan pengangguran.
Masih menurut Mad Sidin Ahmad Ishak Investor dari Malaysia banyak menanamkan investasinya dalam industri perkebunan kelapa sawit. Hal ini tentu menguntungkan bagi kedua belah pihak. Selain itu, di Malaysia juga banyak di tempatkannya Tenaga Kerja dari Indonesia yang bekerja sebagai Pembantu Rumah Tangga (PRT), petugas medis, pekerja bangunan serta tenaga profesional lainnya.
Hubungan Indonesia-Malaysia sering dipahami dan dilihat secara emosional. Beberapa peristiwa seperti perlakuan terhadap para pekerja Indonesia di Malaysia, kemudian klaim Malaysia terhadap produk budaya dan karya Indonesia, selalu menimbulkan protes di Indonesia dan mengarah pada ketegangan hubungan di kedua Negara. Lebih dari itu, berhasilnya Malaysia memenangkan kedaulatan terhadap pulau-pulau Sipadan dan Ligitan dan klaim Malaysia terhadap wilayah laut blok Ambalat di Laut Sulawesi telah memacu protes serius di Indonesia.
Pada hari kedua (2 Desember 2014) acaranya berupa parallel session. Dimana pihak panitia memberi kesempatan untuk meluaskan wacana dan menampung pemikiran-pemikiran cerdas para akademisi serta public secara umum. Peserta dalam parallel session ini sekitar 120 pemakalah. Antusiasme yang tinggi dari peserta dan audience terlihat jelas selama acara berlangsung (Danu).