KONSTRUKSI ILMU SOSIAL INDONESIA DALAM PERSPEKTIF KOMPARATIF

Untuk kesekian kalinya Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta (FIS UNY) menggelar Seminar Nasional (Semnas) dengan mengangkat tema “Konstruksi Ilmu Sosial Indonesia Dalam Perspektif Komparatif: Menggali Ilmu Sosial Bercorak Ke-Indonesiaan” di Ruang Ki Hajar Dewantara FIS UNY, Rabu (30/04/2014). Acara ini menghadirkan Prof. Mestika Zed, Ph.D., (Direktur Pusat Kajian Sosial-Budaya & Ekonomi (PKSBE) Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang (FIS UNP), Prof. Dr. Purwo Santoso (Guru Besar Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (Fisipol UGM), Heri Santoso, M.Hum (Dosen Filsafat UGM), Prof. Dr Baiquni (Akademisi Jurusan Geografi UGM), Prof. Zamroni, Ph.D (Pascasarjana UNY) dan Amika Wardana, Ph.D (Dosen FIS UNY).
Dalam kegiatan yang dibuka oleh Wakil Rektor III, Prof. Dr. Sumaryanto, M.Kes. tersebut dihadiri dosen dan mahasiswa, guru dan pemerhati pendidikan serta ilmu sosial. Sedang, Dekan FIS UNY, Prof. Dr. Ajat Sudrajat, M.Ag dalam sambutannya menyampaikan “Melalui Seminar nasional ini diharapkan bisa menumbuhkan budaya keilmuan di lingkungan FIS UNY, sehingga kedepannya FIS UNY bisa memberikan sumbangsih yang nyata bagi kemajuan bangsa Indonesia” ujar Ajat di depan ratusan peserta yang memenuhi ruang Ki Hajar Dewantara. Dalam kesempatan tersebut Mestika Zed mengatakan sejarah ilmu sosial di Indonesia dapat dilacak ke dalam tiga fase perkembangan berbeda (ilmu social colonial (indologi); developmentalis; dan ilmu social kontemporer). Masing-masing memiliki kekhasan berbeda, bukan jiwa zaman yang melatar-belakangi, melainkan juga kekhasan isi dan orientasi keilmuannya “Ilmu sosial Indonesia mempunyai warisan yang bercampur aduk dan identitas yang beragam pula. Sebagian amatiran, sebagian professional. Namun warisan paling mendasar, siklus perkembangan ilmu sosial yang berulang dengan tambal sulam di sana-sini.” jelasnya.
Sementara itu Zamroni dalam presentasinya memaparkan tranformasi pembelajaran menuju ilmu social yang berwajah ke-Indonesia-an. Perubahan besar telah terjadi dalam kajian ilmu-ilmu social dan pendidikan. Kalau mengikuti pola piker Kuhn, telah terjadi pergeseran paradigma kajian ilmu-ilmu social. Semakin kuat dugaan bahwa fenomena social tidak berwajah tunggal, melainkan majemuk. Oleh karena itu, bukan masanya lagi apabila ilmuwan social Indonesia sekedar mengikuti penjelasan ilmuwan barat atas fenomena yang ada di Barat, kemudia dipakai untuk menjelaskan fenomena yang sama yang terdapat di Indonesia. “Sudah barang tentu kajian ilmu social di Indonesia mesti diubah. Perubahan dimulai dari perubahan metode dalam pembelajaran ilmu social, dengan menekankan pada otonomi, dinamika kelas, pengambilan keputusan, dan partisipasi aktif dalam aksi-aksi social”, jelasnya.
Para pembicara yang lain, juga sangat menarik dan jelas dalam memaparkan pemikirannya tentang konstruksi ilmu social di Indonesia. Para peserta sangat antusias dalam kegiatan ini. Banyak yang bertanya kepada para pembicara. Moderator pun sampai harus membatasi jumlah pertanyaan yang diajukan. Hal ini menjadikan salah satu indicator kesuksesan penyelenggaraan kegiatan ini. (Danu)