MAHASISWA FIS AJAK MASYARAKAT PERKUAT BRANDING SEJARAH DEWI KADJAR

Desa Wisata Kampoeng Sedjarah atau akrab disebut Dewi Kadjar merupakan salah satu desa wisata di wilayah Desa Bangunkerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Julukan Dewi Kadjar berasal dari adanya bangunan Jawa kuno berupa Joglo yang dahulunya merupakan markas Tentara Pelajar (TP) saat terjadi Agresi Militer Belanda II. Sejarah yang terekam di setiap sudut bangunan joglo itu sejak 12 tahun yang lalu dikemas menjadi branding Dewi Kadjar.
Oleh sebab itu, untuk membantu penguatan branding sejarah maka digagaslah sebuah program Rumah Setapak (Sejarah Tentara Pelajar Yogyakarta) yang di dalamnya terdapat program Pembinaan pengurus Dewi Kadjar yang output-nya adalah Kelas Sedjarah dan Museum Tentara Pelajar. Program Rumah Setapak merupakan program PKM 5 Bidang yang didanai Kemristekdikti dan dilaksanakan oleh lima orang mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial (FIS), Universitas Negeri Yogyakarta. Kelima mahasiswa tersebut adalah Afrian Dwi Yunitasari (Ilmu Sejarah), Dha Widhi Witir (Pendidikan Sejarah), Nurokhmah (Pendidikan IPS), Hidayatul Choiriyah (Ilmu Sejarah), dan Muhammad Choirul Anwar (Pendidikan Geografi) dengan pembimbing Drs. Muhamad Nur Rokhman, M.Pd.
Seperti yang kita ketahui, Joglo yang notabene merupakan cagar budaya dan tempat bersejarah yang berkaitan tentang sejarah desa. Joglo Dewi Kajar memiliki sejarah joglo sendiri. Selain yang telah disebutkan sebelumnya, Joglo Dewi Kajar merupakan Joglo bekas markas Tentara Pelajar. Namun, belum dioptimalkan secara maksimal. Melihat hal tersebut,  Tim PKM 5 FIS UNY merasa bahwa Joglo Dewi Kajar berpotensi menjadi desa multi wisata dengan menonjolkan wisata alam dan wisata sejarah yang sudah ada dikampung tersebut.  Oleh karena itu, adanya pengembangan desa wisata melalui napak tilas sejarah Tentara Pelajar di Dusun Kelor tersebut, diharapkan menambah daya tarik wisatawan yang berkunjung di Desa Wisata Kampoeng Sedjarah, Kelor, Yogyakarta. Selain itu, dengan banyaknya wisatawan yang datang dapat menjadikan Dewi Kadjar tidak hanya sebagai desa wisata namun juga desa wisata budaya. Sehingga memiliki daya tarik dan keunikan yang berbeda dari desa wisata lainnya.
Pembinaan Rumah Setapak yang terselenggara melalui kerjasama dengan Dukuh Kelor ini ditujukan untuk pengurus Dewi Kadjar. Pembinaan Rumah Setapak direncanakan akan dilakukan selama 4 kali pertemuan dengan menyajikan materi diantaranya Sadar Sejarah dan Sadar Wisata, Sejarah Tentara Pelajar, Permuseuman, serta konsep Rumah Setapak. Pembinaan ini output-nya adalah Kelas Sejarah yang sasarannya masyarakat Dewi Kadjar. Selain Kelas Sedjarah, luaran program ini  diharapkan dengan bisa terciptanya Museum Tentara Pelajar yang menjadi penguat branding sejarah di Dewi Kadjar. (sari)