MAHASISWA FIS JUARA II LOMBA ESAI TINGKAT NASIONAL

Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta (FIS UNY), Siti Mayanfa'uni Al Ilhami (Pendidikan Sosiologi 2016), torehkan prestai dalam ajang Sigara in Competition 2018. Dalam ajang yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Ilmu Adminintrasi Negara (HIMA) FIS UNY tersebut, Siti Mayanfa'uni berhasil meraih juara II. Sigara in Competition (SIC) 2018 merupakan lomba essai yang diikuti oleh Mahasiswa se-Indonesia yang dilaksanakan di UNY pada (9/10/2018). Adapun tema lomba adalah "Aku Muda, Aku Bisa : Konstribusi Generasi Muda dalam Mewujudkan Kemajuan Bangsa". Dari tema besar tersebut di breakdown menjadi beberapa sub-tema yakni Kontensasi Politik 2019, Ekonomi Kreatif, Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal, Pertahanan-Keamanan, dan Penggunaan Teknologi secara Bijak.

Dalam lomba esai,  Siti Mayanfa'uni  bersaing dengan 25 peserta dari berbagai universitas di Indonesia seperti UGM, UB, UII, dan lain-lain. Dari 25 peserta, dipilih 10 peserta terbaik untk mempresentasikan  ide kreatifnya di ruang Ki Hajar Dewantara FIS UNY. Pengumuman pemenang dilakukan  pada tanggal 10/10/2018 dalam acara Seminar Nasional HIMA Ilmu administrasi negara di UNY.  Juara I mendapatkan  Piala Gubernur, Piagam, Uang Tunai, Tiket Gratis Seminar Nasional; Juara II memperoleh Piala Bupati, Piagam,  Uang Tunai, Tiket Gratis Seminar Nasional; Juara III mendapatkan Piala Himasigara, Piagam, Uang Tunai, Tiket Gratis Seminar Nasional; sedangkan Best Paper dan Best Presentation mendapatkan Goodie Bag, Piagam, Tiket Gratis Seminar Nasional.

Karya yang dipresentasikan oleh mahasiswa Pendidikan Sosiologi dalam lomba esai tersebut berjudul “Ekomedia Monopoli Sebagai Terobosan Baru untuk Memperkenalkan Kearifan Lokal Budaya Indonesia Bagi Anak-Anak di Era Milenial”. Siti Mayanfa'uni menjelaskan bahwa pengembangan ekomedia monopoli di kalangan anak-anak khususnya di Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar juga dapat berdampak positif pada lapisan masyarakat. Penanaman nilai-nilai budaya diupayakan lebih menarik, mudah dipahami, dan mudah diterima. Tujuan adanya ekomedia monopoli yang dikembangkan adalah supaya kearifan lokal tidak terhempas oleh perkembangan zaman dan tetap berkemajuan tanpa menghilangkan entitas dari nilai-nilai budaya tersebut. Terutama pada mahasiswa anak-anak sebagai investasi masa depan agar mampu mempertahankan eksistensi kearifan lokal kebudayaan daerahnya di tengah pesatnya arus globalisasi atau era milenial. Hal demikian menjadi penting, karena ekomedia monopoli sebagai inovasi baru dalam menguak kearifan lokal yang ada untuk menguatkan jejak Indonesia dalam mengembangkan dan menggelorakan nilai-nilai budaya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Lanjut Siti Mayanfa’uni , tidak hanya sebatas pada kalangan anak-anak di TK dan SD, namun ekomedia monopoli juga dapat dikembangkan oleh mahasiswa yang nantinya akan menjadi calon pendidik untuk diterapkan kepada anak didiknya atau menjadi kegiatan yang berbau hiburan namun terdapat edukasi yang baik didalamnya. Ekomedia monopoli dalam pembelajaran digunakan sebagai alat atau media penunjang proses pembelajaran. Ekomedia monopoli dapat membantu mempermudah memahami kekayaan budaya Indonesia, sehingga dalam memahami kebudayaan tidak hanya terpaku dalam buku bacaan saja akan tetapi dapat dikreasikan dalam bentuk yang lebih menyenangkan, menghibur, namun berkualitas dalam konteks pendidikan. Sehingga pendidik dan peserta didik dituntut untuk kreatif dalam pembuatan dan penerapan ekomedia tersebut. Disisi lain, ekomedia juga bisa menjadi solusi dalam mengatasi keterbatasan teknologi di beberapa daerah untuk memperkenalkan keindahan kebudayaan Indonesia.

“Inovasi pengembangan ekomedia monopoli diharapkan akan mampu melahirkan generasi intelektual dan visioner muda Indonesia yang berakhlak mulia, bertanggungjawab, cerdas, aktif, semangat nasionalisme dan patriotisme tinggi, dan yang terpenting adalah mampu ikut serta dalam melestarikan warisan kebudayaan Indonesia yang sudah turun temurun sejak zaman nenek moyang yang pada akhirnya mereka akan mempunyai kecintaan terhadap kearifan lokal yang ada di Indonesia” imbuhnya (Eko)