MAHASISWA FIS KEMBANGKAN MEDIA PEMBELAJARAN POP UP BOOK ANTIKORUPSI

Sebagai negara yang dikenal dunia dengan keanekaragam suku agama ras, dan antar golongan yang kompleks dan kesemuanya hidup rukun- damai, Indonesia masih memiliki masalah serius yaitu tingginya kasus tindak pidana korupsi. Tercatat berdasarkan data yang dirilis KPK per tahun 2017 menunjukan tindak pidana korupsi di Indonesia setiap tahunya bertambah, tidak kurang dari 428 kasus tindak pidana korupsi sepanjang tahun  2017 dengan status berkekuatan hukum tetap. Berbagai langkah represif telah dilakukan pemerintah melalui pendekatan hukum yang diserahkan kepada instansi terkait berdasarkan undang-undang  guna menumbuhkan efek jera bagi para pejabat negara. Akan tetapi langkah represif dengan pendekatan hukum saja tidak terbukti efektif untuk menghilangkan korupsi dari negeri ini. Perlu adanya tindakan preventif atau pencegahan sedini mungkin guna memotong generasi korup di Indonesia. Melihat keprihatinan ini, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum dan Prodi Ilmu Sejarah  yang terdiri dari Achmad Sidiq Asad, Afrian Dwi Yunitasari dan Elly Nur Rahmawati dibimbing oleh Dr. Mukhammad Murdiono, M.Pd melakukan penelitian untuk mengembangkan media pembelajaran pop up book anti korupsi berbasis kearifan lokal di SDN 1 Keputran Yogyakarta yang diberi nama AKSIPOB (antikorupsi Pop Up Book).

Achmad Sidik menuturkan bahwa SDN 1 Keputran sebagai salah satu  sekolah dasar dengan sejarah yang panjang yang tidak dapat dipisahkan dengan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. SD tersebut banyak menyimpan kearifan lokal dengan nilai makna filosofis yang luhur diantaranya yaitu menyelenggarakan pengenalan dan pelatihan pembuatan batik khas Jogja sebagai warisan budaya kepada peserta didik sedini mungkin. “Selain itu juga terdapat Tari Kuda-Kuda yang menceritakan kisah perjuangan perlawanan Pangeran Diponegoro dalam  menghadapi penjajah serta tari Nawung Sekar dengan makna filosofis menanamkan nilai-nilai feminimitas terhadap perempuan, karawitan lengkap beserta gending yang diciptakan sendiri oleh pendidik dengan kandungan makna persahabatan dan penanaman karakter berintegritas serta cinta tanah air Indonesia” imbuhnya.

Penelitian ini, lanjut Achmad Sidik, diharapkan dapat memberikan dampak yang positif serta sumbangsih terhadap upaya pencegahan tindak pidana korupsi sedini mungkin. Sehingga pemerintah dan masyarakat dapat berperan aktif mengelaborasi kearifan lokal yang ada disekitarnya untuk menanamkan budi pekerti luhur guna membentuk pribadi-pribadi pemuda Indonesia masa depan yang berintegritas jauh dari sifat-sifat koruptif. (Achmad Sidiq Asad/Eko)