MAHASISWA HARUS MENGHASILKAN TULISAN

Apapun jurusan dan keahlian mahasiswa, harus memiliki ketrampilan dalam menulis. Ibarat  harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, maka ilmuwan meninggal harus meninggalkan tulisan. Mahasiswa sebagai ilmuwan sudah selayaknya memegang prinsip di atas. Dengan tulisan, ide dan pemikiran mahasiswa akan abadi sepanjang  jaman. Demikian  ditegaskan Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta (FIS UNY)  Prof Dr Ajat Sudrajat M.Ag. saat memberikan pengantar dalam kegiatan Pelatihan Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis (PKM – GT) dan Artikel Ilmiah (PKM-AI) di Aula FE UNY Sabtu (11/2). Ajat menambahkan, di  era global mahasiswa harus mampu berkompetisi secara akademik. Karya tulis mahasiswa merupakan bukti konkrit mengkomunikasikan hasil penelitian, pengabdian, dan pemikiran untuk masyarakat. “Untuk itu, seseorang baru bisa disebut mahasiswa apabila ia menghasilkan karya tulis” tambah Ajat di depan 150 mahasiswa.

Dalam kegiatan yang berlangsung sampai sore itu menghadirkan dua pembicara, Dr Aman, M.Pd. dan Dyah Respati M.Si. Dalam uraiannya Aman menegaskan kunci keberhasilan menulis adalah punya ide dan tekad. “banyak orang punya banyak ide, tetapi tidak punya tekad atau nyali. Akibatnya ide tersebut selalu tersimpan sampai akhir hayat. Maka dia meninggal seperti harimau yang mati dimakan buaya, karena pikiran dan ilmu yang dimiliki tidak terdokumentasikan”, tegas Aman. Ditambahkan pula, untuk menelurkan ide yang baik, kuncinya hanya satu, yakni membaca, membaca, dan membaca. “Tanpa membaca mustahil seseorang mampu menghasilkan ide yang baik. Membaca bukan sekedar memelototi buku, tetapi juga melihat fenomena di sekitar” jelas doktor Jurusan Pendidikan Sejarah tersebut.

Dyah Respati memandang kelemahan utama dalam pengajuan penyusunan PKM baik penyusunan PKM AI dan PKM Gagasan Tertulis (GT) adalah pemahaman mahasiswa akan panduan yang telah ada. Sebaiknya mahasiswa mencermati panduan yang telah ada. “Persyaratan administratif merupakan syarat utama proposal lolos seleksi” tegas Dyah. Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah cara mahasiswa menggunakan teori sebagai pisau analisis, dan kebaruan dalam penulisan mahasiswa.

Ketua Panitia Supardi, M.Pd. sekaligus pemandu kegiatan tersebut mengungkapkan bahwa output pelatihan ini diharapkan menghasilkan setidaknya 40 PKM AI dan GT. “Kegiatan ini selain dimaksud untuk mengembangkan kompetensi mahasiswa, juga untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas PKM di FIS UNY” tegas Staff Ahli Kemahasiswaan FIS tersebut. Semua mahasiswa peserta pelatihan wajib menyusun PKM AI atau PKM GT yang dikompetisikan akhir bulan Februari. (MR SP