MAHASIWA FIS BANTU KEMBANGKAN DESA WISATA "ANGAN DEWI MOJO” GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA

Salah satu desa wisata yang dikembangkan oleh pemerintah adalah desa wisata Mojo di desa Ngeposari, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul. Desa wisata ini didirikan sejak 2009 lalu dengan bantuan dari pemerintah. Desa ini menawarkan wisata minat khusus yaitu susur gua. Dalam perjalanannya memang tidak dapat berkembang pesat karena lokasi yang berada di tengah-tengah wilayah pantai di selatan dan utara terdapat wisata gua lainnya yang lebih populer seperti gua Pindul dan Kalisuci. Padahal dari segi potensi dapat dimaksimalkan agar lebih menarik dan menarik banyak wisatawan. Melihat kondisi ini mahasiswa Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta (FIS UNY) yang terdiri dari Ade ‘Ilmi Noor Baiti, Nur Fitria Uswatun Hassanah, Luqman Hakim, dan Gilang Wijanarko terdorong melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. “Pengabdian masyarakat ini berusaha untuk mengembangkan Desa Wisata Mojo dengan meningkatkan eksistensi dan kemampuan dari dalam desa wisata agar memiliki ketahanan dan ciri khas tersendiri melalui penguatan pengetahuan  dan pengembangan wisata” jelas ketua tim pengabdian masyarakat, Ade ‘Ilmi Noor Baiti.

Ade menjelaskkan, kegiatan pengabdian masyarakat tersebut meliputi sosialisasi dan pelatihan pemandu wisata gua, pendampingan dan pembuatan taman dan spot foto, pendampingan dan pembuatan bak sampah di sekitar gua yang sering dikunjungi dan merupakan destinasi wisata utama, pelatihan pembuatan peta potensi desa menggunakan teknologi geospasial, dan evaluasi serta penyerahan buku panduan wisata.

Salah satu anggota tim pengabdian masyarakat, Luqman Hakim menambahkan bahwa pelatihan pemandu wisata gua menekankan pentingnya wisata yang berkelanjutan. Pelatihan dilakukan dengan melakukan diskusi antara tim dengan pengelola desa wisata. Sebelumnya didahului dengan pemaparan tentang pariwisata berkelanjutan dari tim pelaksana. Pariwisata berkelanjutan tidak terlepas dari dua unsur pendukung yaitu manusia sebagai pelaku dan membutuhkan wisata dan alam sebagai objek dimana manusia juga termasuk bagian dari alam. Kedua aspek tersebut (manusia dan alam) saling bersinergi menjaga kondisi ideal bagi perkembangan keduanya. Hasil interaksi antara manusia dan alam ini biasanya menghasilkan kearifan lokal. Pengaruh lingkungan  bentanglahan terhadap kearifan lokal akan menghasilkan kearifan tersendiri antar karakteristik bentang lahan. Contohnya di daerah karst seperti di Desa Wisata Mojo.

Selain pelatihan, lanjut Lukman, mahasiswa FIS UNY memberi pendampingan pembuatan taman dan spot Foto. Hal ini bertujuan menambah daya tarik wisatawan ke daerah tersebut. Taman ini berdekatan dengan embung Jlamprong, Gua Sinden, dan Gua Jlamprong. Tujuan lainnya adalah supaya tidak terfokus pada susur gua saja atau minat khusus saja karena wisata minat khusus hanya pada waktu-waktu tertentu saja. Keberadaan taman dan spot foto menambah keindahan dan pengunjung utamanya diakhir pekan.

Tim pengabdian masyarakat yang dibimbing oleh Mawanti Widyastuti, M.Pd tersebut juga memberi pendampingan dan pembuatan bak sampah di sekitar gua. Pembuatan Bak Sampah ini bertujuan meningkatkan kebersihan dan keindahan lingkungan dengan cara menyediakan tempat sampah yang memadai. Dahulu terdapat beberapa tempat sampah hanya saja sudah banyak yang hilang dan rusak. Tempat sampah yang telah dibuat adalah tempat sampah permanen karena jika tidak permanen pada musim hujan dan terjadi banjir besar maka kotak sampah akan terbawa arus. Pembuatan bak sampah ini diharapkan meningkatkan kesadaran dalam menjaga kondisi lingkungan yang berkelanjutan.

Rangkaian kegiatan pengabdian masyarakat lainnya adalah pelatihan pembuatan peta potensi desa menggunakan teknologi Geospasial. Tujuan dari kegiatan ini adalah mengaplikasikan dari sedikit ilmu yang dipelajari serta menyampaikannya kepada masyarakat. Kegiatan dilakukan dengan mengajak generasi muda yang melek teknologi seperti laptop dan beberapa perangkat lunak. Pelatihan dilakukan tim dengan menyampaikan tentang dasar pemetaan, potensi desa, telnologi geospasial, manfaat pemetaan potensi desa, langkah-langkah pemetaan potensi desa, dan mencoba menerapkannya menggunakan peralatan yang tersedia. Aplikasi yang digunakan adalah Google Earth dan Quantum GIS.

“Tahap terakhir dalam Program pengabdian masyarakat Angan Dewi Mojo yaitu memberikan Buku Panduan Wisata. Buku panduan wisata dibuat berdasarkan dokumentasi objek-objek wisata yang disertai deskripsi singkat tentang objek tersebut. Buku ini dapat dijadikan pedoman bagi wisatawan yang datang dan dapat dijadikan media promosi desa wisata” jelas Lukman. (Eko)