Menanti Kebangkitan Islam

Era kediktatoran akan segera hilang dari bumi Timur Tengah. Gelombang demokrasi telah menyapu Tunisia, Mesir, dan berikutnya Libya. Isu hangat ini menjadi tema dalam Kajian Rutin Cerdaskan Iman dan Akhlak (Kantin Ceria) yang diadakan Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas Al Ishlah Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta (UKMF Al Ishlah FISE UNY) pada Rabu (23/3) di Ruang Ki Hajar Dewantara FISE UNY.

Pemerintahan negara-negara Timur tengah, yang notabene merupakan negara Islam, sebagian besar memakai sistem otoriter. Tindakan-tindakan represif seringkali digunakan untuk menekan gerakan Islam. Misalnya di Mesir, dilihat dari perjalanan sejarah sejak masa raja Faruq, gerakan Islam di Mesir telah mendapatkan berbagai macam tindakan represif. Semakin brutal dalam era Gamal Abdul Nasser. “Saking represifnya, bahkan tokoh gerakan islam pun tidak boleh dirawat di rumah sakit,” ujar ustadz Zulkhan, selaku pembicara dalam agenda ini.

“Setelah Gamal Abdul Nasser, pemerintahan Mesir dilanjutkan oleh Anwar Sadat. Selain masih melakukan tindakan represif terhadap gerakan Islam, Anwar Sadat juga melakukan kesalahan besar dengan menandatangani perjanjian Camp David. Perjanjian yang isinya melepas Bukit Sinai kepada Israel ini amat merugikan umat Islam,” lanjut ustdaz yang merupakan lulusan dari Universitas Al Azhar, Kairo Mesir ini.

 Setelah Ben Ali di Tunisia dan Husni Mubarok di Mesir berhasil ditumbangkan oleh rakyat, maka gelombang demokratisasi ini menyebar seantero Timur Tengah. Gerakan-gerakan islam mulai bangkit bersama rakyat untuk melawan pemerintahan yang menindas.

Diar Rosdayana, Ketua UKMF Al Ishlah, menyatakan bahwa fenomena runtuhnya pemerintahan otoriter di Timur Tengah merupakan awal dari kebangkitan Islam. “Kebangkitan islam adalah sebuah keniscayaan, maka pilihan bagi kita ialah turut berkontribusi atau malah terlindas sejarah,” ujar mahasiswa jurusan Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum (PKnH) ini.

Walaupun berlangsung di sore hari, kantin ceria ini diikuti oleh puluhan mahasiswa muslim FISE UNY. Agenda ini merupakan rangkaian open house UKMF Al Ishlah. “Setelah ini akan ada agenda-agenda lainnya yang tak kalah menarik,” kata Diar.

[triyanto]