MENGAPA AKREDITASI JURNAL SELALU GAGAL?

Jurnal merupakan salah satu media bagi dosen untuk mengapresiasikan tulisan ilmiah dan karya ilmiah sebagai wujud dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Kredibilitas jurnal dalam memperoleh akreditasi perlu didukung dengan keprofesionalan dalam pengelolaan jurnal dari pihak pengelola jurnal. Untuk  meningkatkan kinerja pengelola jurnal  dan profesionalitas pengelolaan jurnal di UNY, baik tingkat jurusan, fakultas maupun universitas, UNY ikut berpartisipasi dengan mengirimkan 8 orang dosen UNY untuk mengikuti Penlok pengelolaan dan penyuntingan jurnal ilmiah  di Universitas Negeri Malang.Kedelapan orang tersebut
2 orang dosen Prodi Pendidikan Kimia – FMIPA, 2 orang dosen Prodi Pendidikan Teknik Elektro – FT, 2 orang dosen Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran – FISE, dan 2 orang dosen Prodi Pendidikan Seni Tari – FBS.
Penlok berlangsung tanggal 4 – 7 Maret  diikuti 102 peserta perwakilan dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia dan beberapa instansi pemerintah terkait (Balitbang). Materi yang disampaikan meliputi: (1) Rambu – rambu Akreditasi Jurnal 2009; (2) Pelajaran Terpetik dari Kegagalan Akreditasi Jurnal; (3) Isi dan Format Jurnal Ilmiah; (4) Manajemen Jurnal Ilmiah; (5) Mekanisme dan Teknik Penyuntingan Artikel Jurnal; (6) Penyuntingan Isi/Substansi Artikel Jurnal; (7) Penyuntingan Format; (8) Bahasa dan Tata Tulis Artikel Jurnal; (9) Penyiapan dan Penyuntingan Naskah Pracetak Jurnal; (10) Liku – liku Pengelolaan/Penerbitan Jurnal dan Pengusulan Akreditasi & ISSN; dan (11) Klinik pengelolaan/Penyuntingan Jurnal. Sedangkan nara sumber berasal   dari Tim Pengembang Jurnal dan Berkala Universitas Negeri Malang (TPJM UM) antara lain Prof. H. Ali Saukah, M. A., Ph. D (Ketua TPJM UM), Dr. Imam Agus Basuki, M. Pd, Prof. H. Suhadi Ibnu, M. A., Ph. D, Drs. Margono, M. Pd, M.si, Prof. H. Effendy, Ph. D, Dr. Suyono, M. Pd, Prof. Dr. H. A. Mukhadis, M. Pd, Dra. Aminarti S. Wahyuni, dan Drs. M. Guntur Waseso.

Suranto, MPd, MSi, salah satu peserta utusan   mengatakan,  selama ini permasalahan klasik yang terus muncul dalam pengelolaan jurnal adalah terganjal dalam proses akreditasi karena semakin ketatnya persyaratan untuk dapat masuk dalam akreditasi jurnal yang diakui. Hal ini dikarenakan adanya beberapa ketentuan yang menurut pengelola dirasa agak memberatkan bagi pengelola jurnal seperti: (1) Pencapaian target omset jurnal minimal harus mencapai Rp 300.000,00; (2) Terdapat kejelasan dalam distribusinya; dan (3) Harus ada penyunting ahli tetap, padahal di satu sisi pengelola jurnal juga memiliki keterbatasan financial.

Lanjut Suranto, sejauh ini kemanfaatan jurnal jurusan dirasa masih kurang karena publikasi jurnal jurusan masih bersifat internal jurusan saja sehingga khayalak luas belum leluasa untuk mengaksesnya. Kandidat Doktor ini juga mengatakan publikasi jurnal jurusan melalui website juga belum dilakukan. Padahal website merupakan salah satu media alternatif dalam publikasi jurnal untuk menjangkau khalayak yang lebih luas.” Untuk kedepannya diharapkan pengelola jurnal jurusan dapat memperbaiki manajemen pengelolaan jurnal khususnya terkait kualitas isi dan distribusi jurnal agar tersentuh oleh semua khyalak sehingga marketing jurnal jurusan dapat lebih ditingkatkan untuk mendukung operasional”, tegasnya. (nia/LS)