MENJALIN SILATURAHMI, MERAIH PRESTASI

Himpunan Mahasiswa (HIMA) Pendidikan Administrasi telah mengadakan sarasehan dengan tema “Menjalin Silaturahmi, Meraih Prestasi”, baru-baru ini. Dalam sarasehan yang dihadiri perwakilan dosen Jurusan Pendidikan Administrasi dan mahasiswa Jurusan Pendidikan Administrasi angkatan 2008 – 2009 ini, tampil sebagai pembicara adalah Sugi Rahayu, M. Pd, M. Si selaku Ketua Prodi Administrasi Negara, Joko Kumoro, M. Si yang mewakili Ketua Jurusan Pendidikan Administrasi, dan Sutirman, M. Pd. Acara ini diselenggarakan untuk menjalin keakraban antara mahasiswa dengan dosen. “Tujuannya agar ada kesepahaman antara dosen dengan mahasiswa dan sebagai media penyampaian uneg – uneg serta media informasi”, jelas Sugi Rahayu, M. Pd, M. Si.
    Acara yang diawali dengan  sambutan Ketua Panitia Sarasehan, penyampaian materi oleh pembicara dan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dalam suasana penuh keakraban. Isu terkait sistem penilaian akhir mahasiswa, internalisasi nilai – nilai moral, permasalahan akreditasi prodi, dan prospek lulusan mahasiswa dalam dunia kerja menjadi topik diskusi yang menarik dan memanaskan suasana. Terkait dengan sistem penilaian akhir mahasiswa, beberapa mahasiswa mempertanyakan tentang prosedur sistem penilaian pada setiap kuliah. Tak luput dari sorotan dalam diskusi tersebut adalah terkait dengan internalisasi nilai – nilai moral pada diri mahasiswa. “Nilai – nilai etika belum terinternalisasi dalam diri mahasiswa. Saat ini, banyak mahasiswa yang mulai melupakan etika moral terutama dalam hal berpakaian dan bersikap dengan sesama maupun dengan dosen. Banyak mahasiswa PADP yang cara berpakaiannya dinilai kurang mencerminkan sikap seorang teladan sebagai seorang calon guru dan PNS. Buku saku yang sudah diperoleh ketika ospek hendaknya dapat digunakan sebagai acuan bagaimana berinteraksi dan menerapkan nilai moral”, tegas Sugi Rahayu, M. Pd, M. Si. Pada kesempatan yang sama Joko kumoro, M. Si menambahkan bahwa budi pekerti ini terkait dengan sejauhmana tingkat kefatalan sikap mahasiswa. Salah satu cerminan kefatalan etika adalah mencontek yang merupakan salah satu bentuk implementasi sikap.
    Permasalahan lain yang juga dikupas dalam sarasehan tersebut adalah terkait akreditasi Jurusan Pendidikan Administrasi dan Prodi Administrasi Negara sebagai prodi baru. Mahasiswa mendukung akreditasi tersebut dan mendesak pihak terkait untuk segera memproses akreditasi tersebut. Banyak pertanyaan kritis yang disampaikan oleh mahasiswa tentang mengapa tidak segera dilakukan akreditasi dan kapan dilakukan akreditasi. “Sampai sejauh ini persiapan untuk akreditasi sudah dibentuk Tim Akreditasi untuk Prodi Administrasi Negara. Nantinya, yang melakukan akreditasi adalah lembaga eksternal yang ditunjuk oleh dikti yang saat ini masih berupa rintisan,” jelas Sugi Rahayu, M. Pd, M. Si.  Pada kesempatan ini juga kembali ditegaskan bahwa mahasiswa Administrasi Negara tidak perlu mengkhawatirkan tentang nama gelar karena pihak prodi dan fakultas sedang membahas permasalahan tersebut karena diterima tidaknya seorang di dunia kerja bukanlah pada nama gelarnya, tetapi lebih kepada kompetensinya. Prospek lapangan pekerjaan bagi lulusan Prodi Administrasi Negara masih terbuka lebar baik di pemerintahan maupun swasta. Pada kesempatan yang sama mahasiswa juga menyampaikan komplain terkait fasilitas parkir yang dinilai sudah tidak representatif lagi.
    Terlepas dari masalah di atas, menurut Sutirman, M. Pd, tahun ini merupakan awal kebangkitan bagi HIMA PADP dalam penulisan karya ilmiah. “Mulai tahun ini sudah dimulai adanya kebangkitan. Mulai tahun 2008 – 2009 ada kebangkitan HIMA PADP dalam penuliasn karya ilmiah. Saya berharap bagi mahasiswa 2009 – 2010 mempu ikut serta penulisan karya ilmiah. Saya yakin 2009 mempunyai banyak gagasan yang bisa dituangkan dalam karya. Kami sangat senang jika gagasan segar tersebut dapat dituangkan sebagai karya dan dapat memanfaatkan organisasi sebagai ajang untuk mengembangkan diri. Saya ingin kalian menunjukkan kemampuan karena terbuka banyak peluang program unggulan dari Dikti. Yang baru saja selesai PMW (kewirausahaan) per orang 5 juta”, jelas Sutirman, M. Pd. (nia)