MEPENI: MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF KARAWITAN

Indonesia memiliki banyak kearifan lokal. Salah satu kearifan lokal yang mulai berkurang peminatnya adalah karawitan. Beberapa sanggar karawitan di Yogyakarta siswanya justru berasal dari luar negeri. Karawitan juga menjadi eksrakurikuler pilihan di SMP Negeri 4 Depok, Yogyakarta. Untuk mengenalkan karawitan di sekolah diperlukan media pembelajaran khusus karawitan agar memberikan kemudahan siswa dalam menerima hasil dan kebermaknaan dari kegiatan pembelajaran sehingga tidak kalah saing dengan siswa dari luar negeri. Hal tersebut melatarbelakangi mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta (FIS UNY) yang terdiri dari Agnes Petrus, Aminna Rahmawati, Mutiara Ayusti Erdany, dan Retno Tri Suryani untuk melakukan penelitian tentang “MEPENI: Media Pembelajaran Interaktif Karawitan Sebagai Upaya Pengenalan Kearifan Lokal di SMP N 4 Depok”

Agnes menjelaskan bahwa media pembelajaran yang dikembangkan melalui penelitian tersebut berupa media pembelajaran interaktif karawitan (MEPENI). Media pembelajaran ini dibuat dengan dengan menggunakan media Macromedia Flash Professional 8 yang dikemas secara menarik, kreatif, dan interaktif. Setelah dikembangkan, media diujicoba untuk mengetahui tingkat kelayakannya.

“Hasil yang diperoleh dari validasi produk oleh ahli media menunjukkan persentase sebesar 82 % berarti bahwa materi dari media yang dikembangkan layak untuk diberikan kepada siswa menengah pertama. Sedangkan, hasil yang diperoleh dari validasi produk oleh ahli materi menunjukkan persentase sebesar 85 % berarti bahwa media pembelajaran interaktif Karawitan layak untuk dikembangkan lebih lanjut hingga tahap pemasaran produk. Untuk uji coba kelompok kecil menunjukkan persentasi sebesar 82,9 % yang berarti layak untuk digunakan dalam pembelajaran ekstrakurikuler karawitan” paparnya.

Lanjut Agnes, dalam MEPENI terdapat dua video karawitan, yang pertama merupakan video karawitan yang dimainkan oleh siswa SD sedangkan yang kedua merupakan video karawitan yang dimainkan oleh warga negara asing. Pemuatan video dimaksudkan untuk memotivasi siswa agar dapat lebih tertarik dengan budaya karawitan serta meningkatkan kesadaran untuk melesatarikan budaya karawitan. Selain itu siswa juga dapat melihat komposisi permainan karawitan jika dimainkan bersama-sama.

“Melalui penelitian ini kami memberikan saran antara lain karawitan perlu dilestarikan melalui pendidikan. Tidak hanya ekstrakulikuler, karawitan perlu dimasukkan dalam muatan lokal dan dipraktekan langsung agar peserta didik mengetahui cara memainkannya. MEPENI merupakan salah satu media interakif karawitan yang dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran di kelas. Siswa juga dapat menggunakan media MEPENI sendiri di rumah” imbuhnya (Eko)