MERAIH KEJAYAAN UMAT MELALUI PENGUASAAN ILMU

Forum Ilmu Sosial Transformatif (FISTRANS) Institute, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta (FIS UNY) mengadakan acara diskusi bulanan pada hari Senin (14/7) pukul 15.00–17.30 WIB di ruang Ki Hajar Dewantara FIS UNY. Pembicara diskusi pada kesempatan tersebut antara lain: Iwan Satriawan, S.H., MCL. (Kandidat Ph.D. dari International Islamic University Malaysia) dengan sub-tema “Meraih Kejayaan Umat Melalui Penguasaan Ilmu” dan Nasiwan, M.Si. (Penulis Buku Filsafat Ilmu Sosial Profetik) dengan sub-tema “Prospek dan Kontribusi Ilmu Sosial Profetik dalam Membangun Kampus sebagai Sentrum Revolusi Peradaban”.

Iwan Satriawan berkata “Sekularisme yang dikembangkan oleh peradaban Barat membawa dampak yang kurang baik terhadap perkembangan ilmu pengetahuan bagi umat Islam. Sekularisasi yang memisahkan agama dari politik serta penghapusan nilai-nilai agama dari kehidupan, tidak hanya bertentangan dengan fitrah manusia, tetapi juga memutuskan ilmu dari pondasinya dan mengalihkan dari tujuan ilmu yang sebenarnya”, ujarnya. Islamisasi ilmu pengetahuan merupakan konsep yang di dalamnya terdapat pandangan integral terhadap konsep ilmu (epistemologi) dan konsep Tuhan (theology), Islam adalah agama yang memiliki pandangan yang fundamental tentang Tuhan, kehidupan, manusia, alam semesta, dan lain sebagainya. Oleh sebab itu, Islam adalah agama sekaligus peradaban.  

Sementara itu, Nasiwan menambahkan, dikotomi ilmu antara ilmu agama dan ilmu umum yang dibawa oleh imperialisme Barat telah membawa dampak yang sangat serius berupa terceraikannya ilmu-ilmu umum dari agama dan termarginalkan ilmu-ilmu agama dari dunia keilmuan. Ketika peradaban Barat membedakan sumber pengetahuan antara yang empiris, logis, intuitif, wahyu, dan iluminasionisme, kemudian mereka hanya mengakui yang logis-empiris saja sebagai sumber pengetahuan yang valid, dengan menegasikan wahyu dan intuisi. Problem terpenting yang dihadapi umat Islam saat ini adalah masalah ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan modern tidak bebas nilai (netral) sebab dipengaruhi oleh pandangan-pandangan keagamaan, kebudayaan, dan filsafat, yang mencerminkan kesadaran dan pengalaman manusia Barat. Tulisan ini mencoba memotret ide-ide penting tentang Islamisasi ilmu yang digagas oleh Wan Mohd Nor Wan Daud dan Syed Mohammad Naquib al-Attas.

Dalam kesempatan yang sama Dekan FIS UNY, Prof. Dr. Ajat Sudrajat, M.Ag., memberikan sambutan: “Ilmu barat yang bercorak sekuler dibangun di atas filsafat materialistisme, naturalisme dan eksistensialisme  melahirkan ilmu pengetahuan yang jauh dari nilai-nilai spritual, moral dan etika. Oleh karena  itu Islamisasi ilmu pengetahuan dalam pandangan para pemikir Islam merupakan suatu hal yang mesti dan harus dirumuskan”. Kegiatan ini berlangsung menarik. Banyak sekali peserta yang antusias bertanya kepada para pembicara. Diskusi ini diakhiri dengan kegiatan buka bersama. (Danu).