NASIB PENDIDIKAN IPS DI KURIKULUM 2013

Implementasi dari kurikulum 2013 masih banyak menjadi salah satu sumber ‘kebingungan’ yang harus dihadapi oleh para guru saat ini. Kebingungan tersebut dikarenakan belum jelasnya bagaimana penerapan dan pengaplikasian kurikulum 2013 tersebut di lapangan. Selain bingung tentang penerapan kurikulum 2013, saat ini para guru pengampu mata pelajaran (mapel) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)juga masih belum sepenuhnya bisa melaksanakan sesuai dengan apa yang dimandatkan dari kurikulum mapel IPS. Hal ini dikarenakan di lapangan saat ini banyak para pengampu IPS, bukan dari lulusan sarjana Pendidikan IPS. Padahal saat ini FIS UNY mulai tahun 2013 jurusan Pendidikan IPS telah meluluskan sarjananya. Namun, pemerintah sendiri sepertinya belum mengetahui hal tersebut. Hal ini dibuktikan dengan adanya lowongan untuk guru IPS tetapi bukan dari lulusan Pendidikan IPS. Melihat dari latar belakang masalah tersebut, Himpunan Mahasiswa (HIMA) Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta (FIS UNY) menggelar Seminar Nasional dengan tema “Pendidikan IPS dan Implementasi Kurikulum 2013 untuk Mewujudkan Generasi Emas”. Semnas yang digelar Rabu (2/10) di Ruang Ki Hajar Dewantara FIS UNY ini menghadirkan pembicara, Prof. Said Hamid hasan, Ph.D.,  Sardiman, AM. M.Pd., Kepala BKD DIY yang diwakili oleh Kepala Bidang Mutasi Pegawai BKD DIY, Prapto Nugroho, SH dan Guru SMP N 5 Yogyakarta, Arief Wicaksono, S.Pd.

Dalam sesi pertama Sardiman, AM., M.Pd menyampaikan tentang mengapa perlu pembaharuan dan apa urgensi pengembangan kurikulum 2013? Sardiman terkesan dengan statement  Menteri Pendidikan saat ini , Muh Nuh yang mengatakan bahwa “Kurikulum Indonesia belum pernah berubah. Artinya ending nya tetap rapot dan Nem. Hal ini berarti bahwa perilaku guru dari mulai adanya kurikulum  tahun 1947 hingga kurikulum 2006 sama.” Itulah yang menjadi  salah satu alasan adanya pengembangan kurikulum. Selai itu Sardiman menambahkan, adanya persepsi masyarakat bahwa kurikulum pendidikan saat ini terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif, selain itu beban siswa untuk mata pelajaran terlalu berat namun kurang bermuatan karakter. Inovasi yang ada di kurikulum 2013 adalah adanya mata pelajaran peminatan dan wajib. Misal, mapel wajib yang ditempuh adalah Sejarah Indonesia, dan mapel ilmu sejarah adalah mapel minat bagi siswa yang merasa berminat mendalami tentang ilmu sejarah. Sardiman menyampaikan tentang tema pengembangan kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dapat menghasilkan insane Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif dan afektif melalui penguatan sikap, ketrampilan dan pengetahuan yang terintegrasi. Dalam kurikulum 2013 posisi guru tidak hanya sebagai pengajar dan pendidik seperti yang telah kita kenal bersama, namun di kurikulum ini posisi guru juga sebagai fasilitator, leader, motivator dan sebagai ‘pelayan dan diver-nya’ peserta didik.

Sedang Hamid Hasan dalam sesinya menyampaikan bahwa kedudukan pendidikan IPS sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri sejajar dengan mata pelajaran lain, adalah untuk memberikan kesempatan yang lebih besar bagi peserta didik mempelajari riancian yang diperlukan. Sedangkan untuk mapel IPS di SMP menggunakan pendekatan integrative dalam organisasi Kompetensi Dasar (KD) dan pembelajaran. Hamid juga menambahkan, kompetensi Dasar tersebut diintegrasikan dengan menggunakan konsep geografi sebagai platform. Integrasi dalam KD dilakukan antara konten geografi, sejarah, ekonomi, sosiologi dan antropologi. Yang nantinya bisa kita sebut sebagai Pembelajaran IPS Terpadu. Hamid menuturkan, “Tujuan Pendidikan IPS adalah, untuk menghasilkan warganegara yang memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang masyarakat dan bangsanya, religius, jujur, demokratis, kreatif, analitis, senang membaca, memiliki kemampuan belajar, rasa ingin tahu, peduli dengan lingkungan sosial dan fisik, berkontribusi terhadap pengembangan kehidupan sosial budaya, serta berkomunikasi secara produktif. “tuturnya panjang lebar.

Sedang konten pendidikan IPS dalam kurikulum 2013, menurut Hamid meliputi 1). Pengetahuan : tentang kehidupan masyarakat di sekitarnya, bangsa dan umat manusia dalam berbagai aspek kehidupan dan lingkungannya. 2). Ketrampilan: berpikir logis dan kritis, membaca, belajar (learning skills, inqury), memecahkan masalah, berkomunikasi dan bekerjasama dalam kehidupan bermasyarakat-berbangsa, 3). Nilai-nilai kejujuran, kerja keras. Sosial, budaya, kebangsaan, cinta damai dan kemanusiaan serta kepribadian yang didasarkan pada nilai-nilai tersebut. Dan yang terakhir, 4). Sikap: Rasa ingin tahu, manidri, menghargai prestasi, kompetitif, kreatif dan inovatif serta bertanggung jawab. Tutur Hamid di depan kurang lebih 200 orang peserta. (Sari)