PENDIDIKAN BENCANA PERLU MASUK KURIKULUM

Indonesia merupakan negara yang rawan terjadi bencana salah satunya yaitu gempa bumi. Hal ini karena Indonesia berada di atas pertemuan lempeng-lempeng tektonik. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi resiko bencana namun cara tersebut belum berhasil dengan baik. “Kami masih punya kendala, baik dari sisi kemampuan dan pengetahuan guru, panduan, gedung sekolah dan lainnya” kata Dosen Jurusan Pendidikan Geografi, Dyah Respati Suryo Sumunar, M.Si. saat menjadi pembicara dalam seminar nasional dan workshop yang  bertemakan Kebencanaan dalam Perspektif Pendidikan Menyongsong Perubahan Kurikulum Baru di Ruang Ki Hajar Dewantara Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta (FIS UNY), Selasa (30/10). Seminar dan workshop dihadiri ratusan dosen, guru dan mahasiswa.
Dyah menambahkan, kendala dalam mitigasi bencana meliputi kurangnya pengetahuan dan pemahaman guru tentang manajemen kebencanaan, kurang memadainya silabus dan materi ajar, kondisi fisik sekolah yang tidak tahan gempa, belum ada peraturan yang terintegrasi tentang pengurangan bencana serta minimnya SDM untuk pengurangan resiko bencana.
Pada kesempatan yang sama Koordinator Forum Pengurangan Resiko Bencana DIY, Danang Samsurizal, mengatakan pendidikan mitigasi bencana masih lemah. Ha ini tampak pada gempa yang terjadi di DIY dan Jateng tahun 2006.”Dari gempa tersebut, banyak korban yang meninggal karena minimnya pengetahuan dalam menyelamatkan diri dari gempa” tegasnya.
Danang mengusulkan pendidikan mitigasi bencana perlu dimasukan ke dalam kurikulum sekolah, disertai dengan pembukaan Prodi Disaster Management di perguruan tinggi, melakukan pelatihan-pelatihan teknis penanggulangan bencana serta mencetak tenaga profesional dalam menangani bencana. Pada pembelajaran di  jalur formal, silabus, standar kompetensi dan kompetensi dasar harus di buat dengan jelas, misalnya pada jenjang SD dan SMP mitigasi bencana dapat dimasukan dalam mata pelajaran IPA dan IPS, sedangkan di SMA dalam mata pelajaran Geografi dan Sosiologi.
Upaya mitogasi bencana juga dapat dilakukan dengan memasukkan materi dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah baik dengan pemberian tugas maupun pengetahuan yang bertujuan untuk mengajarkan mitigasi bencana kepada siswa.(Eko)