PENINGKATAN PELAYANAN MELALUI KETRAMPILAN KOMUNIKASI

Dalam rangka pengembangan Etos Kerja Untuk Meningkatkan kualitas Pelayanan Masyarakat Pemerintahan Desa, tiga orang dosen program studi (prodi) Administrasi Negara FISE UNY, Lena Satlita, MSi, Sugi Rahayu, MPd, MSi dan Winarni MSi, mengadakan pengabdian masyarakat (PPM)di Kalurahan Jatisarono, Kecamatan Nanggulan, Kelurahan Jatisarono Kulon Progo. Sejalan dengan semakin kritisnya masyarakat dan meningkatnya kesadaran untuk mendapatkan pelayanan prima, maka PPM yang diberikan dalam bentuk pelatihan peningkatan pelayanan melalui ketrampilan berkomunikasi. PPM yang dilaksanakan Kamis (14/10) bertempat di Balai Desa dan diikuti oleh pamong desa dan tokoh masyarakat Kalurahan Jatisarono. Kepala Desa Jatisarono Nanggulan Kulon Progo, Muji Kurniawan Nugroho, SE dalam sambutan pembukaan mengatakan sebagai pamong desa yang bertugas memberi pelayanan kepada masyarakat, sangat penting untuk dapat berkomunikasi dengan baik supaya dapat memberi informasi dengan jelas dan bisa diterima dengan baik oleh masyarakat. Sebagai pamong desa, kita juga sering diminta tampil berbicara di depan umum, yang kadang membuat kita grogi sehingga pesan yang disampaikan “ngalor ngidul” , membingungkan, atau bahkan sampai “blank”, lupa apa yang akan disampaikan, ujar Muji. Semoga dengan ilmu yang diberikan oleh dosen2 FISE UNY, kita semua tahu bagaimana caranya berkomunikasi dengan baik sehingga pelayanan memuaskan dan citra pemerintahan desa menjadi lebih baik. Sedangkan Lena Satlita ,MSi mengatakan seni berbicara bukan hanya apa yang dibicarakan tetapi yang lebih penting bagaimana membicarakannya. Bukan saja kita mampu berbicara lancar, jelas, padat tetapi juga mengesankan. Untuk itu perlu dikuasai teknik berbicara secara sistematis dan terstruktur, teknik memukau lewat kata-kata, teknik melatih vokal yang baik, teknik mengatasi ketakutan dan membangun kepercayaan diri dan teknik menampilkan diri. Pembicara yang baik harus tahu bagaimana menggunakan bahasa secara akurat, yang dapat menghidupkan suasana dan tepat dengan situasi dan audience nya. Lena menekankan dalam teknik menampilkan diri, bukan hanya penampilan fisik/lahiriah yang perlu diperhatikan tetapi yang tidak kalah penting aspek batiniah yang nampak dalam ketulusan, keyakinan, sikap menghargai dan empati terhadap orang lain. Lena berharap sebagai pamong desa dengan memahami identitas diri dan peran dan tanggung jawabnya, serta selalu berfikir positip maka dapat lebih bijaksana dalam menyampaikan pesan-pesan kepada masyarakat. Dengan contoh-contoh yang jelas dan diselingi humor, apa yang disampaikan Lena membuat pamong desa antusias mengikuti jalannya pelatihan. Apalagi ketika bapak sekretaris desa dan pak dukuh tampil berpidato untuk mempraktekan apa yang telah diberikan. Gelak tawa dan komentar-komentar pun tak terhindarkan. Tetapi mereka pun dengan tekun menyimak masukan-masukan dan koreksi yang diberikan oleh Ibu Sugi dan Ibu Winarni terhadap penampilan mereka. (lensa)