Pentas Teater Catatan Akhir Kuliah Etika dan Profesi Keguruan

Program Studi Pendidikan Sosiologi FIS UNY menyelenggarakan pentas akhir ‘catatan mata kuliah etika dan profesi guru’ Selasa, 23 Mei 2017 di lab. Karawitan FBS UNY. Pentas teater ini merupakan penutup dari kegiatan perkuliahan etika dan profesi keguruan sekaligus sebagai salah satu bentuk implementasi pendidikan karakter dalam kegiatan perkuliahan. Kegiatan ini melibatkan 4 kelas dari 2 angkatan mahasiswa program studi pendidikan sosiologi yaitu Njonja Djantik Production (2015 A) – Distilasi Dirga; Molasbe Production (2015 B – Tenang; Socrates Production (2014 A) – Salah Siapa?; Pierewan Production (2014 B) – Mau Jadi Guru?
Meneruskan tema tahun sebelumnya, pentas teater ini mengusung tema Guru Masa Depan #2. Tema ini dipilih sebagai bagian dari outcome mata kuliah etika dan profesi keguruan untuk menghasilkan sosok guru professional di masa depan yang tidak hanya unggul dalam pengetahuan, teori tetapi juga memiliki kepribadian, jiwa sosial, dan mampu menjadi teladan bagi peserta didik dan sesama.
Kegiatan ini diselenggarakan sebagai salah satu wujud pengembangan pembelajaran yang meletakkan subjek (mahasiswa) sebagai inti dari proses pembelajaran. Melalui pentas teater mahasiswa secara aktif terlibat dalam upaya untuk mengkontruksi sosok guru yang akan mereka jalani di masa depan. Teater menjadi cara yang dipilih untuk mempertunjukkan sintesa akhir mereka setelah menjalani proses pembelajaran selama satu semester dimana pada awalnya mereka diajak untuk memahami konsep dan teori, mengembangkan dengan melihat realita guru saat ini, melakukan analisis terhadap kondisi guru dan pendidikan hingga akhirnya melakukan sintesa tentang seperti apa sosok guru masa depan.  
Berbeda dari tahun sebelumnya tahun ini mata kuliah etika dan profesi keguruan juga menjadi salah satu mata kuliah yang digunakan untuk mengimplementasikan pendidikan karakter. Bekerja sama dengan pusat pendidikan karakter dan pengembangan kultur LPPMP UNY berupaya menanamkan karakter ke mahasiswa melalui kegiatan perkuliahan. Implementasi pendidikan karakter ini sejalan dengan nafas guru dimana saat ini Guru tidak hanya sosok yang “digugu dan ditiru”. Lebih dari itu, guru mampu memahami, membimbing, mengajar, melatih,  dan mendidik peserta didik untuk memiliki pengetahuan, kepribadian dan jiwa sosial. Guru masa depan mampu mewujudkan pribadi yang cerdas, berpikir positif, santun dan menjadi teladan bagi orang lain.