PERKEMBANGAN ERA DIGITAL MENJADI TANTANGAN PARA PENDIDIK

Di era revolusi industri 4.0 ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami kemajuan sangat pesat dan memberikan banyak keuntungan dalam berbagai aspek kehidupan. Namun, kita harus siap menghadapi berbagai tantangan di era ini salah satunya dengan mempersiapkan SDM. Demikian disampaikan Wakil Rektor I Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Prof. Dr. Margana saat membuka acara International Conference of Social Sciences and Education (2nd ICSSED) di Digital Library UNY pada hari Selasa-Rabu (4-5/9/2018). Konferensi diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta dengan tema “Digital Social Sciences, Humanities, and Education”. Konferensi diikuti ratusan peserta dan menghadirkan  narasumber dari dalam dan luar negeri yaitu Ir. Tony Seno Hartono (National Technology Officerof Microsoft Indonesia), Prof. Susumu Kamimura (College of Law, Department of Public Policy and Affairs, Nihon University Japan), Prof. Tang Siew Fun (Curtin University, Malaysia), dan Prof. Herman Dwi Surjono, Ph.D. (UNY).

Ketua panitia konferensi, Dyna Herlina Suwarto, M.Sc, mengatakan bahwa penyelenggaraan konferensi internasional 2nd ICSSED ini dilatarbelakangi karena dewasa ini media digital merupakan bagian penting dari kehidupan sosial dan budaya kita. Dunia digital berhasil menarik perhatian masyarakat secara luas  sehingga sangat urgent bagi para akademisi untuk memahami masyarakat digital serta masyarakat nyata. Namun, pemahaman kita tentang sosial budaya dan pendidikan digital masih terbatas. Mengingat pentingnya isu-isu digital, FIS UNY berinisiatif untuk menhadirkan berbagai stakeholder baik akademisi internasional, peneliti, dan praktisi untuk berkontribusi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Adapun tujuan kegiatan ini adalah untuk memahami bagaimana praktik ilmu sosial digital, humaniora, dan pendidikan yang telah berkontribusi dan membentuk kembali kehidupan kita.

Prof. Tang Siew Fan menjelaskan bahwa pada era revolusi Industri 4.0 ini,  kita akan dihadapkan dengan robot-robot canggih dan kecerdasan buatan. Tentu perkembangan ini akan mengubah cara kita hidup, dan cara kerja kita bahkan cara anak-anak belajar telah berubah, cara anak bermain telah berubah. Dengan demikian seorang pendidik juga harus adaptif dalam melaksanakan pembelajaran dengan menyesuaikan metode pembelajaran, kurikulum, media untuk  menghadapi perubahan tersebut. Hal senada disampaikan oleh Prof. Herman Dwi Surjono, Ph.D bahwa untuk menghadapi tantangan di era revolusi industri 4.0, pendidik harus mempersiapkan peserta didik dengan ketererampilan abad ke-21, yaitu: Keterampilan literasi informasi; keterampilan TIK; Kreativitas dan inovasi; keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah; keterampilan komunikasi dan kolaborasi; kemampuan fleksibilitas dan beradaptasi.

Pada kesempatan yang sama Ir. Tony Seno Hartono memaparkan tentang “Revolusi Digital: Keterkaitan antara Industri IT dan Lembaga Pendidikan”. Ia menjelaskan bahwa dunia industri sudah menerapkan teknologi secara masif sehingga hal  ini menjadi tantangan lembaga pendidikan untuk menyiapkan lulusannya agar memiliki ketrampilan yang dibutuhkan oleh dunia industri. Sementara itu, Prof Susumu Kamimura memaparkan tentang “Artificial Intelligence and Lessons from Japan’s Public Sector”. Salah satu pokok bahasannya adalah implementasi e-government di Jepang. (Eko)