SEBAGAI CALON PEMIMPIN, MAHASISWA FIS UNY IKUTI PELATIHAN PENGEMBANGAN KARAKTER ANTI KORUPSI

Sudah kita ketahui bersama, korupsi merupakan perbuatan yang sangat merugikan sebagai penghambat kemajuan bangsa ini. Terlihat sudah banyak korupsi yang dulu hanya biasa dilakukan oleh kelompok kaum elit politik, namun kini sudah merambah pada tataran yang lebih rendah, seperti tingkat birokrasi Kelurahan, RT, RW pun sudah terlibat yang namanya korupsi. Lebih parahnya lagi korupsi yang dilakukan pun bukan lagi dengan cara sembunyi-sembunyi melainkan sudah terang-terangan. Maka tidaklah heran bila Muh. Hatta (1970) pernah mengatakan bahwa korupsi di negeri ini sudah menjadi budaya.
Melihat hal demikian itu, korupsi haruslah diberantas sedini mungkin seperti yang dilakukan oleh pihak Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) sebagai salah satu instansi pendidikan yang memiliki kewajiban turut serta dalam pemberantasan korupsi dengan pendidikan anti korupsi. Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UNY bergabung dengan 1.409 mahasiswa UNY lainnya mengikuti pelatihan pengembangan karakter mahasiswa UNY dengan tema “Tangguh, Ksatria, Daya Juang Tinggi, Anti Kekerasan, Anti Korupsi, dan Anti Narkoba”, sabtu-minggu (22-23/9) di Gedung Olah Raga (GOR) UNY, .
Hadir sebagai pemateri sosialisasi pemberantasan korupsi adalah Sandri Justiana, Anggota Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Deputi Pencegahan Korupsi spesialis pendidikan masyarakat. Sandri mengatakan, “Korupsi bukanlah masalah tanggungjawab KPK, pemerintah maupun Negara, melainkan masalah tanggungjawab kita semua.”ungkapnya. Ia pun memberikan ilustrasi dengan filosofi 5 jari tangan kita, yakni Jempol yang difilosofikan sebagai pemimpin yang luarbiasa; Telunjuk difilosofikan sebagai orang kaya, dengan telunjuk dia bisa melakukan perintah dan kebijakan; Jari Tengah difilosofikan sebagai Ulama, Hakim, KPU yang bersifat netral; Kelingking difilosofikan sebagai kaum remaja yang manis dan labil masih dalam pencarian jatidiri; yang terakhir Jari Manis difilosofikan sebagai perempuan yang merupakan mahkluk lemah namun sejatinya kuat.“Bila kelima jari yang telah difilosofikan tersebut bisa kita gerakkan semua bersama-sama dalam membersihkan korupsi insyallah korupsi di negeri ini akan hilang, bila kita berfikir memberantas korupsi mudah dan gampang maka akan mudah dan gampang bagi kita semua untuk memberantasnya, namun bila kita tak berfikir demikian, maka akan susah dan sulit” tegasnya.
Selain itu, dalam upaya penanaman karakter anti korupsi, Sandri mengatakan generasi penerus maupun masyarakat kita setidaknya harus memiliki 5 karakter anti Korupsi yang perlu ditanamkan sejak dini mungkin, diantaranya; jujur, peduli, disiplin, berani, dan teladan. Sandri mengungkapkan, “Salah satu karakter, yaitu BERANI. Hal ini berarti, Kita semua harus berani menolak ajakan korupsi, berani mengatakan tidak korupsi, berani mengajak untuk tidak korupsi, berani melaporkan kasus korupsi, dan berani menindak koruptor”. ungkap Sandri lebih lanjut.
Selain pelatihan penanaman anti korupsi dari KPK, peserta pelatihan juga dilatih menjadi mahasiswa yang tangguh, ksatria, daya juang tinggi, anti kekerasan, dan anti narkoba yang dilatih langsung oleh Anggota KOPASSUS, BNN RI (Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia), dan Polres Sleman. (Ipung/sari)