TAS SERUT KEKINIAN INOVASI MAHASISWA FIS

Kain perca adalah kain sisa dari penjahitan. Sepintas kain perca tidak memiliki manfaat dan cenderung dibuang, akan tetapi di tangan tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta (FIS UNY) kain perca tersebut disulap menjadi suatu produk tas yang menarik. Tim PKM yang terdiri dari Naufal Rezky Rizaldi, Nur Syafira Rahman, dan Annisa Rachmi Kusumadewi berinovasi menciptakan produk tas serut berbahan kain perca. Melalui inovasi tas serut ini, tim PKM mampu merubah sisa potongan kain menjadi sebuah produk yang memiliki nilai ekonomis tinggi.

Ketua Tim PKM, Naufal Rezky Rizaldi, menjelaskan bahwa  tas serut sangat ringan dan mudah dipakai sehingga dapat menjadi pilihan yang tepat untuk membawa barang pribadi. Bahan tas serut sangat beragam yakni nylon, Polyester, Polypropylene, Kanvas Katun, namun tim PKM FIS UNY memilih bahan kain perca dengan tujuan agar dapat memanfaatkan limbah sisa potongan kain yang sudah tidak terpakai. Selain itu, kain perca mudah didapatkan dan tidak memerlukan modal yang besar.

Agar tas serut laku di pasaran, lanjut Naufal, perlu adanya sentuhan dan inovasi kekinian. Kekinian adalah istilah yang digunakan untuk orang-orang yang mengikuti tren baik berupa makanan, kebiasaan, fashion, atau produk yang sedang terkenal atau dikonsumsi masyarakat banyak khususnya masyarakat perkotaan. Sifat kekinian ini yang membuat masyarakat menjadi terlihat modern dengan barang yang mereka pakai mulai dari alat serta barang primer seperti pakaian, makanan, atau bisnis properti. Selain itu, barang sekunder seperti tas juga memiliki daya saing yang tak kalah dengan jenis barang lainnya.

Kebanyakan tas serut yang dijual dipasaran adalah tas serut dengan desain polos. Hal ini mendorong tim PKM FIS  untuk menciptakan produk tas serut bermotif batik sehingga membuat produk ini berbeda dengan produk yang sudah ada. “Untuk menjadikan tas serut lebih menarik, kami menambahkan kata-kata motivasi sehingga dapat meningkatkan motivasi bagi orang yang membacanya. Kata-kata tertentu juga dikreasikan dalam tas agar dapat menumbuhkan rasa cinta produk dalam negeri, bahkan kami melayani custom kata-kata motivasi dari calon pembeli tas” jelas mahasiswa ilmu komunikasi FIS tersebut.

Mengingat banyak kompetitor, Tim PKM yang merupakan mahasiswa Ilmu Komunikasi FIS UNY tersebut  menggunakan berbagai strategi pemasaran agar produk dapat terpasarkan dengan baik. Salah satunya adalah dengan menggunakan media sosial seperti facebook, instagram, dan twitter. “Melalui media sosial ini kami lebih cepat untuk memasarkan produk karena jutaan orang terkoneksi dengan jaringan media sosial sehingga kami bisa menjangkau calon pembeli dengan luas, meskipun demikian diperlukan kerja keras untuk menyakinkan dan menarik calon pembeli” papanya. (Eko)