CAKAP BERKOMUNIKASI, KINERJA ORGANISASI MAKSIMAL

Setiap orang memiliki tingkat kecakapan komunikasinya masing-masing. Kecakapan komunikasi, bagaimanapun, sangat menentukan kinerja tiap orang di organisasi. Begitulah yang ditulis oleh Dr. Suranto, M.Pd, M.Si, salah seorang dosen jurusan Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta (FIS UNY) dalam penelitiannya yang bertajuk Pengembangan Instrumen Penilaian Kecakapan Komunikasi (Communication Skills) Siswa SMK.
Suranto, dalam penelitiannya, menyebutkan bahwa kecakapan komunikasi perlu diajarkan dan dikembangkan dalam pendidikan kejuruan. Hal ini didasarkan pada tujuan didirikannya sekolah menengah kejuruan (SMK). Suranto menyampaikan, “Dengan unggulan-unggulan yang dimiliki siswa SMK dibanding SMA, diharapkan para lulusan dapat memiliki keunggulan dan kesiapan dalam menghadapi dunia kerja. Salah satu keunggulan tersebut dapat berupa kecakapan komunikasi yang baik antar rekan kerja.Kecakapan komunikasi termasuk diantaranya yaitu kecakapan memproduksi, mengirim, dan menerima pesan, baik secara verbal ataupun non verbal, serta kemampuan lisan maupun tertulis. Dalam hal dunia kerja, kecakapan itulah yang nantinya mendukung produktivitas kerja seseorang.” tegas Suranto.
Selain keterkaitan antara kinerja organisasi dengan kecakapan komunikasi, Suranto dalam penelitiannya menyebutkan gagasan lain mengenai kegiatan penilaian untuk para siswa SMK. Dalam kegiatan tersebut, diharapkan tingkat keberhasilan para peserta didik dalam menguasai kecakapan komunikasi dapat diketahui.Tak hanya menilai kecakapan komunikasi para siswa saja, namun penilaian ini juga dilakukan demi menghasilkan informasi yang dapat digunakan oleh guru untuk memperbaiki pelaksanaan pembelajaran di masa mendatang.
Ranto menyampaikan dalam penelitiannya kali ini melakukan beberapa tahap. Penelitian ini diawali dengan pra pengembangan, yaitu dilakukan proses pengumpulan informasi dan studi pendahuluan yang meliputi studi pustaka, pra survei di beberapa SMK, dan konsolidasi ahli. Proses tersebut dilakukan dengan tujuan utama yaitu menemukan dan menetapkan komponen-komponen tes penilaian kecakapan komunikasi bagi para siswa SMK. Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran menjadi kompetensi yang nantinya dinilai dalam komponen-komponen tes penilaian tersebut. Penanganan telepon, presentasi, wawancara, lobby dan negosiasi, mengelola rapat, menangani surat, serta mencari informasi lewat internet, menjadi beberapa instrumen utama yang dihasilkan dari penelitian ini. Penggunaan ketujuh komponen tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan di seiap sekolah.
Dari hasil penelitian tersebut Suranto menyarankan bahwa tes penilaian yang dilakukan untuk mengukur kecakapan komunikasi siswa, sebaiknya dilakukan segera setelah kegiatan pembelajaran selesai. Dengan begitu, informasi kecakapan komunikasi yang diperoleh akurat dan aktual. (amel/sari)