MENWA TETAP MENJADI BENTENG NEGARA

Pada perkembangan globalisasi saat ini, ancaman utama terhadap keutuhan bangsa bukanlah  serangan dari negara lain. Penjajahan neomodern  saat ini dapat masuk melalui berbagai bidang kehidupan manusia.  Karena itu, Resimen Mahasiswa (Menwa) harus selalu siap sebagai garda intelektual dalam menghadapii ancaman keutuhan negara Indonesia. Bela negara tidak selalu memanggul senjata, tetapi dapat berwujud berbagai kegiatan yang mendukung tetap tegaknya negara Indonesia. Demikian pokok pikiran disampaikan Dosen FIS UNY dalam kegiatan pra pendidikan calon Resimen Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta di Student Center UNY Minggu (18/1). “perkembangan teknologi informasi telah mengubah batas-batas fisik antar negara. Pengaruh pemikiran dari berbagai belahan dunia begitu mudahnya masuk dalam pemikiran masyarakat Indonesia. Perdagangan antar negara juga berpengaruh terhadap bentuk baru penjajahan ekonomi bangsa Indonesia,” tegas Supardi yang juga alumni Resimen Mahasiswa UNY Yudha XVII.

Menurut Supardi, berbagai ancaman dari luar baik dalam bentuk pengaruh pemikiran negatif dan hegemoni ekonomi di atas, tidak dapat dilawan dengan kekuatan senjata.  Ancaman tersebut sangat berbahaya bagi negara Indonesia. Pengaruh pemikiran negatif dapat menyebabkan generasi muda Indonesia mudah terpedaya, diadu domba, dan lupa pada identitas nasional Indonesia Hegemoi ekonomi  dapat menyebabkan bangsa Indonesia selalu tergantung pada bangsa asing, yang ujung-ujungnya menyebabkan kebangkrutan negara. Negara yang bangkrut tentu bubarlah negara tersebut. Siapa yang bertanggungjawab terhadap ancaman tersebut? Tentu saja seluruh bangsa Indonesia, termasuk Menwa.

“Menwa sebagai organisasi kemahasiswaan yang berorientasi pada bela negara, akan tetap menjadi garda terdepan dalam menghadapi ancaman keutuhan negara Indonesia.  Menwa sebagai sosok yang memiliki ketrampilan menghadapi ancaman baik fisik maupun nonfisik” tegas Supardi. Ditambahkannya, bahwa walaupun penjajahan fisik sulit untuk masuk Indonesia saat ini, bukan berarti negara Indonesia aman dari ancaman fisik. Gerakan desintegrasi, konflik dengan negara tetangga, dapat memicu terjadinya perang dalam negara atau antar negara. Karena itu Menwa tetap sangat diperlukan untuk menjaga keutuhan negara Indonesia. “keistimewaan Menwa aidalah intelek yang pejuang dan pejuang yang intelek. Sehingga Menwa harus selalu siap menghadapi ancaman fisik dan non fisik atas kedaulatan NKRI” tandas Supardi. (MR SPD)