Pendidikan Karakter: Mengajarkan Nilai-nilai Keutamaan dan Nilai-nilai Keindonesiaan

Presiden SBY mengawali kerjanya sebagai kepala pemerintahan pada Kabinet Indonesia Bersatu II dengan mengangkat persoalan karakter bangsa yang kemudian oleh Kementrian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) dideklarasikan “Pendidikan Budaya Bangsa dan Karakter Bangsa” sebagai gerakan nasional. Dalam mensikapi apa yang disampaikan Presiden SBY dan Kemendiknas serta mencermati realitas kehidupan masyarakat dan masalah-masalah sosio kebangsaan seperti perilaku tidak tertib,  tidak disiplin,  berbagai bentuk  penyakit sosial, anarkisme,  lunturnya budi pekerti, demokrasi yang kebablasan, korupsi dan ketidakjujuran, kehilangan jati diri bangsa, FISE UNY bertekad memasukan pendidikan karakter dalam kurikulum. Hal ini sesuai dengan visinya menjadikan insan yang cerdas, arif, dan bermoral.
Demikian disampaikan Dekan FISE UNY, Sardiman AM, MPd pada pembukaan Pelatihan Pengembangan Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter, Jumat-Sabtu (13-14 Agustus) di Hotel Selo Pas, Boyolali, yang diikuti 30  dosen perwakilan  seluruh program studi  yang akan mengajarkan mata kuliah (makul)  tersebut.  Pelatihan diisi diskusi  penyempurnaan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Perkuliahan (RPP)  dipandu  Dr.Marzuki dilanjutkan dengan Praktik Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Karakter oleh Tim penyusun Panduan Makul Pendidikan Karakter yang terdiri dari 12 dosen FISE UNY.
Sardiman melanjutkan, FISE mencoba membuat model yang unik dengan proses pembelajaran dan pelatihan langsung secara kurikuler melalui sebuah makul, disamping model yang dilaksanakan terintegrasi  dengan makul -makul yang ada di masing-masing prodi. Pendidikan  Karakter yang dikembangkan FISE UNY memiliki muatan: pertama, nilai-nilai keutamaan (core values) dan kedua, nilai-nilai keindonesiaan dalam rangka meneguhkan kepribadian dan jati diri bangsa. Dalam pelaksanaannya teori sekitar 20% dan 80% program praktik pembiasaan.
Program pelaksanaan pelatihan dan pembelajaran Pendidikan Karakter diorganisasikan sedemikian rupa dengan melakukan penentuan materi yang dilatihkan, kemudian diimplementasikan baik di kelas maupun di luar kelas. Strategi pelatihannya dilaksanakan dengan model teaching, modeling, reinforcing, training dan outbond. Dalam pelaksanaan Pendidikan Karakter ini model experimental learning penting untuk dikembangkan. Model ini meliputi lima tahap: mengalami, membagikan pengalaman, memproses pengalaman, membuat generalisasi dan menerapkan. Beberapa kegiatan yang diterapkan dalam pembelajaran  dengan sharing, diskusi, ceramah singkat, tanya jawab, latihan, simulasi dan pemberian tugas. Penilaiannya pun akan berbeda, bisa dilakukan dengan pengamatan, teman sejawat, penilaian diri sendiri, penilaian kelompok, portofolio, analisis dan simpulan fasilitator.
Sardiman juga menegaskan makul pendidikan karakter tidak dimaksudkan untuk menghilangkan makul lain yang sudah memasukkan nilai-nilai moral dan karakter bangsa sepert Pendidikan  Agama, Pendidikan Pancasila, Etika, dll,  tetapi mendukung , melengkapi dan bersinergi. Pelaksanaan Makul Pendidikan Karakter telah disiapkan selama 1 tahun dan akan dilaksanakan mulai semester depan.
Sardiman berharap, karena Panduan Mata Kuliah Pendidikan Karakter , sylabus, RPP) telah berhasil disusun, dalam pelatihan ini akan dimatangkan praktik pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Karakter. Bagaimana mengajarkan kejujuran, kedisiplinan, tanggungjawab, patriotik , rasa hormat dan peduli  sehingga benar-benar dapat diterima, dihayati dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari baik di kelas, di  kampus,  di rumah dan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. (lensa).