PERAN MASJID PATHOK NEGORO DALAM MEMPERTAHANKAN TRADISI KEAGAMAAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL

Yogyakarta masih banyak memiliki masjid yang berasal dari Kraton (kagungan dalem). Salah satu masjid yang masih berkaitan erat dengan Kraton adalah Masjid Pathok Negoro Mlangi. Masyarakat Mlangi menjadikan masjid sebagai pusat kesenian dan sarana mempertahankan tradisi. Berbagai kebudayaan yang khas yang hanya ada di Masjid Pathok Negoro Mlangi yaitu kesenian Kojan, rodad, berjanjen, maulid nabi, hadrah-ngarak, serta Khaul Mbah Nur Iman. Dengan latar belakang tersebut, Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang terdiri dari Nafi' Hidayat, Aulawi Nulad Utami, dan Agnes Petrus dengan dosen pembimbing Dr. Miftahuddin, M.Hum melakukan penelitian tentang Masjid Pathok Negoro Mlangi.

Nafi Hidayat menjelaskan bahwa penelitian yang menggunakan pendekatan antropologi budaya dan sosiologi agama tersebut memiliki beberapa tujuan antara lain mengetahui peran masjid Pathok Negoro dalam mempertahankan tradisi keagamaan berbasis kearifan lokal, mendeskripsikan tradisi keagamaan berbasis kearifan lokal yang berkontribusi dalam memajukan perkembangan sosial budaya masyarakat, dan mendeskripsikan Masjid Pathok Negoro Mlangi sebagai model percontohan bagi masjid lainnya.

Mahasiswa Ilmu Sejarah FIS UNY tersebut menambahkan, hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi keagamaan yang masih dilaksanakan pada saat ini antara lain kojan/rodad, sholawat Jawa, mauludan, berjanjen, rengeng-rengeng, haul, organisasi pemuda/perkumpulan, nyadran, serta ngelik; masjid Pathok Negoro menjadi pusat tradisi keagamaan yang dilaksanakan oleh masyarakat; agama mampu berakulturasi dengan budaya, sehingga kedua aspek tersebut mampu berjalan secara beriringan dengan kehidupan sosial masyarakatnya; dan tradisi keagamaan yang ada di Mlangi tidak hanya diajarkan kepada masyarakat Mlangi saja, tetapi beberapa daerah di sekitar Mlangi juga belajar kojan dan sholawat.

Kesimpulan dari hasil penelitian tersebut, lanjut Nafi Hidayat, yaitu Masjid Pathok Negoro memiliki peran untuk menjaga tetap berlangsungnya kegiatan tradisi keagamaan dengan masjid sebagai pusat kegiatannya, agama mampu berakulturasi dengan budaya, serta masjid mampu menjadi percontohan masjid Iainnya. “Luaran hasil penelitian berupa artikel ilmiah yang dipublikasikan ke Jurnal Sosiologi Agama Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga”imbuhnya (Eko)