Ikhtiar Membangun Kolaborasi dan Muldisiplin Ilmu Komunikasi, ILKOM FIS UNY GELAR NASCOM

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno, B.B.A., M.B.A. mengajak kepada seluruh masyarakat khususnya kepada seluruh partisipan National Symposium of Communication Science (NASCOM)NASCOM 2021 untuk saling bahu membahu dalam mendukung bangkitnya sektor pariwisata dan ekonomi kreatif melalui inovasi, adaptasi, dan kolaborasi. Kegiatan NASCOM 2021 ini digelar oleh Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang dilaksanakan secara daring. Acara tersebut mengangkat tema “Implementasi Kajian Ilmu Komunikasi dan Multidisipliner Ilmu dalam Membangun Indonesia”. Kegiatan ini terdiri dari sesi conference dan sesi paralel yang dilaksanakan secara daring/online melalui platform zoom meeting dengan Keynote Speaker Beliau.

Kegiatan ini dibuka secara langsung oleh Rektor UNY, Prof. Dr. Sumaryanto, M.Kes., AIFO. Dalam sambutannya, Sumaryanto berkomitmen untuk terus membina talenta-talenta yang dimiliki oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi beserta dosen dan tendik sehingga dapat mengahadirkan juara-juara baru. Beliau juga berharap kegiatan symposium dapat terus dilaksanakan.

Sekretaris jurusan Ilmu Komunikasi FIS UNY sekaligus Ketua Steering Committee NASCOM 2021, Benni Setiawan, menyebutkan bahwa kegiatan ini merupakan rangkaian dari milad ke-7 Ilmu Komunikasi FIS UNY dan National Symposium of Communciation Science merupakan acara puncak dies natalis Ilkom UNY. Harapannya prodi Ilkom UNY dapat membawa  nama baik UNY di pentas nasional maupun global. NASCOM 2021 dihadiri pula oleh Dekan FIS UNY, Dr. Suhadi Purwantara., M.Si, Dosen Ilmu Komunikasi FIS UNY, serta delegasi dari berbagai organisasi mahasiswa.

NASCOM 2021 diikuti 330 peserta yang berasal dari berbagai Universitas yang ada di Indonesia. Hadir sebagai narasumber Guru Besar FIS UNY Prof. Suranto Aw., M.Pd., M.Si. yang mengangkat tema “Mengevaluasi Iklim Komunikasi di Indonesia”. Suranto menyampaikan, “Iklim komunikasi saat ini didominasi oleh teknologi virtual dan teknologi digital, sehingga proses komunikasi mau tidak mau harus juga kita rancang untuk memanfaatkan kekuatan-kekuatan teknologi informasi itu”, jelasnya.

Panelis kedua, Dr. Inaya Rakhmani, dosen Universitas Indonesia, membahas mengenai “Komunikasi dan Perkembangan Disrupsi Dunia Penyiaran”. Dari materi yang dipaparkan, Inaya berharap bahwa kita dapat lebih literate dan lebih empatik ketika memposting di media sosial, serta melatih dan mengimplementasikan daya piker, daya nalar kritis dalam ruang-ruang media yang semakin bebas.

Pemateri terakhir, Guru Besar Universitas Hasanuddin, Prof. Dr. Hafied Cangara, M.Sc., Ph.D. menyampaikan tentang “Komunikasi dan Perkembangan Peradaban Digital”. Hafied menjelaskan bahwa “Tidak seperti revolusi insdustri sebelumnya yang bergerak secara linear, komunikasi Industri 4.0 bergerak eksponensial dan bergerak dengan modus jaringan sehingga informasi cepat sekali menyebar” jelasnya. Hafied juga menegaskan agar kita harus dapat beradaptasi namun jangan sampai bergantung terhadap teknologi yang super cerdas karena hal itu dapat mengamputasi kemampuan dasar manusia yakni berfikir dan berkomunikasi secara tatap muka.

National Symposium of Communication Science ini diharapkan dapat menjadi wadah kolaboratif antara kajian Ilmu Komunikasi dengan multidisipliner ilmu untuk memberikan pemecahan masalah yang ada di Indonesia sesuai dengan tema besar yang diangkat. (sari)

 

Tags: