PEMBELAJARAN YANG MENARIK HARUS DIRANCANG UNTUK MEMBUAT SISWA TERTARIK PADA MAPEL PPKN

Mata pelajaran (mapel) PPKn biasanya menjadi salah satu mapel yang membosankan bagi sebaian besar murid baik SD, SMP, maupun SMA. Hal ini mungkin disebabkan karena kebanyakan guru pengampu kurang kreatif dalam menyajikan materi yang banyak hapalannya. Dengan latar belakang tersebut mahasiswa Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum (PKnH) Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta (FIS UNY) menggelar Talkshow dan Pameran Media Pembelajaran dalam rangka praktek mata kuliah : Perencanaan Pembelajaran. Kegiatan yang diselenggarakan Rabu (09/01) di ruang Ki Hajar Dewantara FIS UNY ini menghadirkan para guru PPKn di DIY Jateng. Talkshow ini menghadirkan pembiara Suyato, M.Pd (dosen PkNH FIS UNY), Sunarto, S.Pd (Ketua 2 MGMP PPKn Sleman dan Nurrohmah, S.Pd., M.Pd Guru dan Pemenang Anugrah Konstitusi, Mahkamah Konstitusi 2018. Talkshow dengan tema “Merajut Kebhinekaan Melalui Kreatifitas Pembelajaran” ini  dibuka oleh Ketua jurusan PKnH sekaligus sebagai dosen pengampu mata kuliah Perencanaan Pembelajaran Dr. Murdiono. Sedangkan objek pameran pembelajaran merupakan bahan ajar yang meliputi media pembelajaran, deskripsi media pembelajaran, rencana pelaksanaan pembelajaran, dan instrument penilaian. Semua bahan ajar tersebut dibuat oleh mahasiswa PKnH, FIS, UNY 2016
Dalam sambutannya Murdiono menyampaikan bahwa pameran media pembelajran ini dikemas dalam bentuk talkshow, dengan harapan para guru yang hadir tidak hanya melihat-lihat hasil karya mahasiswa PknH angkatan 2016 saja, tetapi juga akan memberikan masukan dan haring pengalaman tentang proses pembelajran PPKn di sekolah tempat mereka mengabdi. “Dengan menghadirkan para guru, harapannya hasil karya mahasiswa bisa dinilai dan dikritisi langsung oleh para guru. Dan jika ada guru yang berminat untuk memesan media pembelajaran, mahasiswa harus siap. Dan ini namanya edupreneurship.”urai Murdiono.
Dalam materinya Suyato menyampaikan, saat ini pembelajaran yang responsif terhadap manusia menjadi tuntutan. Saat ini di pendidikan di Indonesia yang berlaku adalah “one size it all”, 1 ukuran untuk semua. Budaya Indonesia sangat beragam, hal ini meneyebabkan manusianya pun terdiri dari beraneka macam karakter, sedangkan pendidikan yang diterapkan hanya 1, tidak responsif terhadap manusianya itu sendiri dan tidak responsif terhadap budaya yang ada. Dan oleh karena itu guru dituntut untuk membuat pembelajaran menjadi pembelajaran yang menarik baik cara penyampaiannya maupun materinya. “Jika pembelajaran PKn itu dianggap kurang menarik untuk siswa, salah satunya karena guru tidak bisa bisa menyampaikan pentingnya pembeljaran itu sendiri” ungkap Suyanto.  Suyanto juga membahkan pentingnya etika dalam penyampian materi, “Etika dalam penyampian materi harus disampaikan dengan menarik dan harus responsif terhadap culture yang ada. Dan Mendidik itu adalah seni dalam menciptakan manusia yang berkarakter”.ungkap Suyato.
Sedangkan Sunarta, sebagai seorang guru pengampu mapel PPKn di SMP 3 Berbah Sleman menyataakan bahwa kretaivitas seorang guru sangat berpengaruh apad perhatian atu tidaknya siswa terhadap materi yang disampiakn oleh guru di kelas. “Kalau kita tidak kreatif, banyak anak yang diajar tidak memperhatikan. Untukitu bagaimana kita bisa mencioptakan suasana yang menyenangkan baik untuk siswa maupun gurunya sendiri. Kuncinya, adalah bagaimana kita membuat minimal anak mengikuti metode pembelajaran yang sudah kita siapkan. .” Ungkap Sunarta. Selanjutnya bagaimana agar menarik? Guru harus menyiapkan metode pembejaran yang bervariasi dan dengan cara penyampaian yang menarik pula. “ Selain dengan media pembelajaran yang kita buat, dengan metode jigsaw misalnya, atau memutarkan video yang sesuai dengan tema kita, maka anak akan lebih tertarik daripada hanya mendengarkan 1 arah dari  kita saja.” Imbuhnya.
Dengan sharing dan pameran pembelajaran yang dilaksankan kemarin diharpkan mata kuliah PPkn bisa menjadi salah satu mapel favorit bagi semua, dengan mereka menyukai dan mencintai mapel PPkn harapannya etika anak muda Indonesia sebagai penerus bangsa akan menjadi baik dan masa depan bangsa kita yang akan dipimpin mereka tentunya kana semakin baik. (sari)