Pentas Kolaborasi Wayang Kulit dan Wayang Orang FISE UNY: Anoman Dhuta

“Dengan penuh percaya diri Anoman sebagai abdi Sri Rama menyanggupkan diri menjadi utusan untuk mencari informasi  keberadaan Dewi Shinta di Alengka. Berkat ketulusan hati dan kegigihannya, Anoman dapat menghalau segala rintangan sehingga berhasil menjalankan misi Sri Rama. Atas keberhasilannya tersebut, Anoman mendapatkan anugrah Anoman Rama Daya Pati”, demikianlah  sinopsis cerita wayang yang digelar di halaman depan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta (FE UNY) Sabtu malam(30/7). Hadir dalam kesempatan tersebut Dirjen Mendikdasmen, Direktur Program Pasca Sarjana UNY, 7 Rektor dari 7 Universitas mitra termasuk Rektor UNY, Dekan FISE UNY, Dekan FIK UNY, Dekan FIP UNY, Dekan FT UNY, Dekan FBS UNY, Kajur dan Kaprodi FISE UNY, warga setempat, serta para dosen dan karyawan di lingkungan FISE UNY.

Pentas kolaborasi yang dimulai pukul 21.00 tersebut menampilkan dua dalang cilik Anggit Laras Prabowo dan Canggih Triatmojo yang masing-masing pernah menjuarai Festival Dalang Cilik tahun 2008 dan 2011. Penyerahan wayang secara simbolis oleh Rektor UNY, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd, MA kepada dalang cilik, menandai dimulainya acara pentas kolaborasi wayang kulit dan wayang orang yang melibatkan 26 pengrawit, 22 penari, dan 5 orang Pembina dari sanggar Sarotama Surakarta. Dengan keahliannya memainkan wayang kulit Canggih dan Anggitpun mampu meyedot perhatian penonton.

Gelak tawa dan tepuk tangan penonton pun mewarnai pagelaran wayang yang di koreograferi oleh Eko Wahyu P, S.Sn., M.Sn saat Adam Gifari, putra Raja Dangdut Rhoma Irama, yang memainkan peran sebagai bagong serta Gagat Ridwan Wicaksana  sebagai Petruk tampil di atas pangung berkolaborasi dengan Canggih dan Anggit. ”Pak Rektor bisa main kendang nggak? kalau nggak bisa tidak apa-apa”dengan polosnya Adam (Bagong) meledek Rektor UNY yang sedang menyaksikan pagelaran wayang tersebut. Selain melawak Adam (Bagong) yang menjadi bintang tamu dalam pegelaran wayang tersebut mampu memainkan alat musik kendang.“Saya persembahkan lagu berjudul bajing loncat untuk bapak rektor, dan saya sendiri yang akan menabuh kendangnya” ucap Adam.

Penampilan Gagat (Petruk) pun tidak kalah seru dengan Adam (Bagong). Selain lihai dalam bernyanyi dan menari Gagat (Petruk) dengan tubuh kurus kecil juga lihai dalam menabuh kendang. Keduanya sangat kompak berkolaborasi sehingga menghasilkan lawakan yang cerdas. Kekompakan bagong dan Petruk didukung oleh pemain lainnya yang sebagian besar anak-anak dengan peran Dasamuka, Anoman, Anggodo, Togog, Bilung, Buta, Cakil, Kera membuat penonton untuk bertahan sampai pagelaran usai. (Eko)