PKKMB FIS UNY: Belajar Kepemimpinan dari Bupati Wonogiri dan Rektor

 

Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru  (PKKMB)bagi mahasiswa baru Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta (FIS UNY) pada tahun 2022 berbeda debn tahun sebelum-sebelumnya, seperti disampaikan dekan FIS UNY, Dr. Suhadi Purwantara, M.Si.  “PKKMB ini tahun ini sedikit berbeda, biasanya kita berada Taman Pancasila, sekarang kita melaksanakannya di Gedung ISDB,” ungkap Suhadi saat sambutan dalam acara pembukaan PKKMB FIS UNY Kamis (25/8). Seiring dengan Pembukaan PKKMB secara resmi dibuka oleh Dekan FIS UNY dengan penabuhan gong dan pemakaian jas almamater secara simbolis kepada mahasiswa baru FIS UNY.

Mengamini usaha untuk menciptakan lingkungan berprestasi FIS UNY, PKKMB tahun ini mengambil tema Gerak Bangkit Rakit Karya Mengukir Prestasi, FIS Bangkit dan Berprestasi. Senada dengan tema ini, Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, Prof. Dr. Sumaryanto, M.Kes., AIFO juga menyampaikan dalam sambutannya agar mahasiswa FIS UNY bersemangat dalam studinya, lulus tepat waktu, dan segera melanjutkan studinya. “Kalau kekurangan biaya, silahkan kirim surat ke rektor, nanti kita urus skemanya,” tambah beliau.

Sebagai upaya menumbuhkembangkan jiwa kepemimpinan mahasiswa baru FIS UNY, diadakan Talkshow Leadership yang bertema Berbagi Cerita Memberi Makna bersama Bupati Wonogiri, Bapak Joko Sutopo yang dimoderatori oleh Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Dr. Supardi, S.Pd., M.Pd.

Para panitia mulai menaikkan kursi ke panggung untuk keperluan talkshow. Tiba-tiba rektor ikut menaikkan kursi bersama  panitia PKKMB yang membuat para audiens terkejut. “Saya alumni sie perlengkapan,” candanya yang disambut dengan gelak tawa mahasiswa maupun dosen di ruang aula ISDB FIS UNY.

Acara kemudian diambil alih oleh moderator talkshow yang kemudian mempersilahkan Bapak Joko Sutopo atau yang lebih dikenali sebagai Mas Jegek untuk maju ke panggung. Bapak Joko Sutopo berbicara tentang bagaimana sebagai seorang pemimpin harus bisa menjawab problematika masyarakat dengan mengaktualisasikan program secara berkesinambungan. Dari situ, masyarakat akan merasakan dampak dari sebuah kepemimpinan dan memberikan cinta maupun timbal balik yang positif kepada pemimpin.

Di penghujung acara, dibuka sesi tanya jawab, beberapa mahasiswa bertanya mengenai resolusi konflik dan menghadapi perasaan insecure terhadap seseorang yang secara akademik atau jabatan lebih senior. Joko menjawab “dalam hal resolusi konflik kita perlu memberi sebuah ruang dialog agar terbuka komunikasi antar berbagai pihak. Hal inlah yang i membuat Kabupaten Wonogiri pernah diapresiasi sebagai daerah paling kondusif di Jawa Tengah oleh Kapolda Jateng” terang Joko.. Terkait dengan masalah minder atau insecure, menurut Joko kita tidak perlu minder, karena jika kita berniat untuk mempertanggungjawabkan potensi yang kita miliki, kita akan dibukakan jalan.

Tak diduga, setelah pertanyaan-pertanyaan yang cukup serius, terdapat seorang mahasiswa yang menanyakan pertanyaan yang cukup menggelitik. Mahasiswa tersebut bertanya apakah Pak Joko pernah ditolak. Beliau menjawab bahwa beliau dulu selalu ditolak cintanya. “Kemiskinan itu traumatik bahkan untuk hal-hal hormonal seperti cinta. Tidak ada yang mau anak gadisnya dipinang si miskin kecuali di acara-acara TV,” tambah beliau. Maka dari situ, penting untuk mengentaskan kemiskinan yang ada. Selain itu perlu juga menjaga komitmen dalam keluarga untuk mengatur waktu sebagai pemimpin daerah dan pemimpin keluarga.
Terakhir kalinya, Supardi menekankan bahwa pemimpin tidak selalu lahir dari seseorang dengan gelar akademik yang panjang, tapi, sangat mungkin menjadi seorang pemimpin yang berangkat dari rakyat kecil Dengan semangat, keyakinan, dan kepercayaan kita bisa mengaktualisasikan diri sebagai seorang pemimpin. Ditambah pesan dari Bpati Wonogiri Joko Sutopo, “Mengutip kata-kata Bung Karno, ‘beri aku 10 pemuda maka akan kugunjang dunia,”. Maka dari itu, mahasiswa mulalilah berkontribusi dari hal-hal kecil, karena hal itu yang kemudian akan menjadi besar nanti. Fokuslah jadi mahasiswa karena di pundak kalian Indonesia di masa depan akan diwariskan.” Urai Joko mengakhiri sesinya.(Afka&Sari)