Pesantren Sehari Tutorial FISE UNY : Membangun Karakter dengan

Ratusan mahasiswa muslim Fakultas Ilmu Sosial Dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta (FISE UNY) penuhi Taman Pancasila UNY pada Minggu (9/1). Mahasiswa muslim FISE wajib mengikuti agenda Pesantren sehari yang diadakan oleh Tutorial Pendidikan Agama Islam (PAI) FISE UNY. Ini merupakan acara puncak dari kegiatan belajar-mengajar tutorial yang telah dilaksanakan mulai dari awal semester pertama. Dengan mengambil tema “Nggak Ngaji, Nggak Trendi”, acara ini menghadirkan Dwi Budiyanto yang sekaligus merupakan Dosen Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) UNY dan dimoderatori oleh Triyanto P. Nugroho, serta dibuka oleh Akur Wijayadi Koordinator Tutorial FISE UNY.

Dalam sambutannya Akur Wijayadi, mahasiswa Pendidikan Sejarah angkatan 2006,  menegaskan bahwa tutorial merupakan sebuah langkah dalam membentuk karakter mahasiswa. Selama ini steorotip “ngaji” hanya menjadi kewajiban anak kecil semata, tetapi “ngaji” merupakan kebutuhan semua usia. Karena seiring bertambahnya usia maka masalah yang dihadapi pun semakin kompleks.

Harapannya dengan “ngaji” dapat berperan dalam pembentukan karakter dan mental untuk menghadapi tantangan global, karena pengertian “ngaji” tidak hanya sebatas membaca al-Quran semata tetapi juga pengetahuan dan wawasan kontemporer. Kegiatan belajar-mengajar Tutorial yang berlangsung rutin sepekan sekali dipercaya dapat menjadi kontrol sosial sekaligus pengembangan karakter, karena setiap pertemuan dapat diisi dengan aneka program yanag kreatif dan dinamis.

Dwi Budiyanto mengungkapkan bahwa kesuksesan didalam banyak hal selalu dipengaruhi oleh kualitas diri. Beliau memberikan contoh bahwa keberhasilan Muhammad al-Fatih membebaskan Konstatinopel dalam usia 24 tahun merupakan gambaran dari sebuah kualitas diri. Hal ini telah ditegaskan didalam al-Quran. Ayat pertama yang diturunkan kepada Rasulullah SAW ialah “Iqra”, perintah untuk membaca. Sedangkan ayat terakhir berarti “..telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu..al-Maidah: 3.” Dalam konteks ini bermakna bahwa untuk mencapai sebuah kesempurnaan harus melalui pembelajaran.

Selain itu Dwi Budiyanto mengatakan, kesuksesan menjadi pribadi unggul membutuhkan passion serta kompeten. Untuk menuju hal tersebut maka yang diperlukan ialah kemampuan untuk menyisihkan sedikit waktu untuk belajar dan mengembangkan diri. Saat ini banyak sekali fenomena kesalahpahaman di tengah-tengah masyarakat akibat kurangnya ilmu dan rendahnya moral. Maka tutorial dapat dioptimalkan sebagai upaya untuk mengembangkan pengetahuan dan karakter diri.

“Tutorial dapat menjadi lingkungan yang baik dalam pengembangan kapasitas dan karakter mahasiswa”, ujar trainer Profetika Training Center ini. Mengakhiri sesi, beliau berpesan bahwa dengan pendidikan sesorang dapat meraih separuh pintu kebahagiaan, tetapi dengan sikap dan karakter yang baik maka akan dapat membuka seluruh pintu kebahagiaan. Sikap dan karakter itu pun dapat dibentuk melalui “ngaji”.

Acara pesantren sehari ini juga dimeriahkan oleh grup nasyid Fatih. Grup yang lolos semifinal Swara Indonesia ini menghibur mahasiswa dengan menyanyikan tiga buah lagu. [triyanto]