TUMBUHKAN RASA PERCAYA DIRI ANAK DIFABEL MELALUI ANTOLOGI PUISI

Ketidaksempurnaan pada diri seseorang tidak dapat dihindari karena semua kekurangan dan kelebihan adalah anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Salah satu contohnya adalah penyandang difabel yaitu seseorang yang memiliki kekurangan atau keterbatasan yang ditandai dengan adanya gangguan dalam hal komunikasi, interaksi sosial, gangguan indirawi, pola bermain, dan perilaku emosi. Data dari dinas sosial DIY tahun 2015 menyebutkan bahwa terdapat 2.388 anak difabel yang menuntut ilmu di sekolah berkebutuhan khusus. Setelah melakukan observasi kegiatan para siswa penyandang difabel di SLBN 1 Bantul, mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta (FIS UNY) yang terdiri dari Ahmad Abruron Baharsyah,  Ayunita Klarasari Noryana, Dewi Wulandari Cahyaningrum, Muhammad Harry Prayoga terdorong untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat untuk para penyandang difabel.

“Para siswa penyandang difabel khususnya di SLBN 1 Bantul mempunyai kemampuan yang luar biasa. Mereka memiliki bakat seni, kemampuan akademik, dan kerampilan yang di luar dugaan kami.  Awalnya kami mengambil sampel khusus anak autis saja. Namun, setelah melalui berbagai pertimbangan, akhirnya kami memutuskan mengambil semua kelompok dari tingkat SD hingga SMA” jelas Harry

Harry menambahkan bahwa dalam kegiatan pengabdian tersebut, mahasiswa Ilmu komunikasi FIS UNY memberikan pelatihan menulis puisi. Pelatihan mampu membuat anak difabel menjadi lebih percaya diri dalam mengekpresikan dirinya melalui sebuah puisi. Dengan menulis puisi, mereka dapat membuktikan kepada orang lain bahwa mereka juga dapat menghasilkan karya dengan segala keterbatasannya.

Ketua kelompok kegiatan, Ahmad Abruron Baharsyah, menambahkan bahwa selain memberikan pelatihan, mahasiswa ilmu komunikasi juga memberi kesempatan kepada para penyandang difabel untuk mementaskan puisi yang mereka tulis. Dengan demikian, kepercayaan diri mereka menjadi meningkat. “Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini juga menghasilkan  sebuah buku yang berisi kumpulan karya penyandang difabel yang dijual secara luas. Selain itu, kegiatan ini berkontribusi dalam pembelajaran anak difabel dengan menghasilkan modul pembelajaran untuk kaum difabel” tambahnya (Eko)