MENYINGKAP NILAI FILOSOFI SIMBOL MACAN DI DUSUN GEMBONGAN

Indonesia merupakan negara dengan kekayaan budaya di dalamnya, kekayaan budaya yang dimaksud termasuk dalam kekayaan sastra yang dimilikinya termasuk cerita rakyat yang seringkali berkembang di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Di Desa Gembongan terdapat suatu kepercayaan yang kini masih diyakini warga sekitar yakni asal mula Desa Gembongan yang dikaitkan dengan seekor macan. Bahkan macan ini dijadikan sebagai simbol yang menandakan Desa Gembongan, salah satunya gambar kepala macan yang terdapat di gapura Dusun Gembongan. Hal ini mendorong Tim Program Kreativitas Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum (PKnH), Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta (FIS UNY) yang terdiri dari Anggit Anjar Riyani, Yohana Suryana, dan Ayu Sekar Rini melakukan penelitian untuk menyingkap nilai filosofi simbol macan di dusun Gembongan.

“Dusun Gembongan terletak di Desa Sukoreno Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon Progo. Di dusun ini terdapat suatu kepercayaan yang diperoleh dari leluhurnya dan masih berkembang hingga saat ini. Kepercayaan ini berupa kepala seekor macan yang dijadikan simbol di Dusun Gembongan. Terbukti simbol macan tersebut terpampang di gapura Gembongan, kaos pemuda dan sticker yang diberi nama “Gembong Generation”. Hal ini menunjukkan para generasi muda mengakui keberadaan simbol dusun tersebut” jelas ketua tim PKM, Anggit Anjar Riyani

Penamaan Dusun Gembongan, kata Anggit,  mempunyai sejarah panjang. Hal ini berawal dari kisah Mbah Gembong yang menjadi cikal bakal penamaan Dusun ini yakni kata “Gembong” yang berarti macan besar yang dikaitkan dengan kisah Mbah Gembong dan kata “-an” yang menurut Bahasa Jawa diartikan sebagai tempat sehingga Dusun itu diberi nama “Gembongan”. Mbah Gembong dulunya adalah salah satu prajurit Pangeran Diponegoro yang mempunyai ilmu macan.  Selain itu juga dikisahkan Mbah Gembong memiliki sebuah padepokan di dusun tersebut, hal ini dapat dihubungkan dengan kesaktian yang dimiliki oleh Mbah Gembong yaitu dapat mengubah dirinya menjadi seekor macan di malam hari.

Simbol macan di Dusun Gembongan mengandung sesuatu yang adikodrati, dimana pada simbol macan terdapat sejarah yakni ada seseorang yang dapat mengubah dirinya menjadi seekor macan. Hal tersebut tentunya di luar akal rasional manusia dan merupakan sesuatu yang tidak dimiliki oleh manusia pada umumnya. Pada saat ini simbol macan masih diakui masyarakat Dusun Gembongan sebagai sesuatu yang mempunyai makna penting dan kemudian diabadikan sebagai simbol dan cikal bakal penamaan Dusun Gembongan

Salah satu anggota Tim PKM, Yohana Suryana, menambahkan bahwa pada Gapura Dusun Gembongan terdapat dua gambar kepala macan dimana dua gambar kepala macan tersebut dimaknai sebagai Mbah Gembong serta istrinya, gambar kepala macan di sebelah kanan merupakan gambar kepala macan jantan (Mbah Gembong) dan gambar di sebelah kiri merupakan gambar kepala macan betina (Istri Mbah Gembong). “Filosofi dibalik gambar macan jantan yang ditempatkan di sebelah kanan adalah seorang laki-laki yang memikul tanggung jawab yang besar dan berperan sebagai pelindung, sedangkan simbol macan di sebelah kiri adalah perempuan yang seharusnya dilindungi oleh laki-laki” papar mahasiswa Jurusan PknH FIS UNY.

Lanjut Yohana, simbol macan menggambarkan keberanian, kekuatan, ketangguhan, kekuasaan, kapahlawanan, dan jika hal ini dikaitkan dengan kepercayaan masyarakat Dusun Gembongan simbol macan tersebut dimaknai sebagai sosok Mbah Gembong yang pada saat Perang Diponegoro menjadi salah satu prajurit dalam perang tersebut yang mempunyai keberanian dalam melawan Belanda selain mempunyai sifat keberanian, sosok Mbah Gembong juga mempunyai sifat kepahlawanan karena ia dengan suka rela membela kepentingan masyarakat Indonesia dalam melawan Belanda. Selain itu, sosok Mbah  Gembong juga dipercaya oleh masyarakat Dusun Gembogan menjaga keamanan daerahnya, dimana pada saat itu banyak pencuri yang berkeliaran di Dusun tersebut.

Sementara itu, Ayu Sekar Rini mengatakan simbol Macan di Dusun Gembongan memberikan pengaruh dalam kehidupan masyarakat hal ini terlihat dari masyarakatnya yang masih menghargai simbol macan sebagai sesuatu yang dikaitkan dengan sejarah keberadaan Mbah Gembong dan mengabadikannya sebagai simbol Dusun Gembongan. “Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mengingatkan masyarakat khususnya generasi muda agar tidak melupakan cikal bakal penamaan dusunnya” pungkasnya. (Eko)