BEDAH PEDOMAN PEMBUATAN KURIKULUM DIKTI DAN PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Himpunan Mahasiswa Pendidikan Geografi (HMPG) Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta (FIS UNY) gelar Seminar Nasional dengan tema “Bedah Pedoman Pembuatan Kurikulum Dikti dan Pembelajaran Geografi” pada hari Minggu tanggal (18/11/2018) di Ruang Sidang Utama Rektorat UNY. Pembicara seminar adalah Prof. Dr. Anik Ghufron, M.Pd.,  Prof. Dr. Mukminan, dan Dra. Sriadi Setyawati, M.Si. dari UNY. Seminar dihadiri oleh Kajur, Dosen, mahasiswa geografi dengan dimoderatori oleh Ketua BEM FIS 2018, Abeyasa Audry ABM.

Pada kesempatan tersebut, Prof. Dr. Anik Ghufron, M.Pd mengupas tentang rasional,  substansi isi, kekurangan dan kelebihan Buku Kurikulum Perguruan Tinggi (BKPT) yang memuat panduan penyusunan kurikulum  yang berlandaskan pada Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN). Kurikulum yang merupakan suatu hal yang terus bergejolak dan dinamis harus disikapi secara positif sebagai sarana dalam membuat perubahan. Banyak evaluasi dan tindakan yang diberikan untuk merumuskan dan menentukan kemantapan kurikulum yang sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia. Dengan demikian, agenda bedah buku BKPT tidak akan pernah menjadi kegiatan yang usang, karena tuntutan jaman selalu ada di sekitar masyarakat Indonesia.

Anik menambahkan, BKPT sangat diperlukan untuk kegiatan pengembangan kurikulum prodi. “Agar diperoleh hasil maksimal, para pengembang kurikulum harus memahami dan konsekuen dalam melaksanakan langkah-langkah pengembangan kurikulum. Selain itu, dukungan dan fasilitasi pihak pengambil kebijakan sangat diperlukan untuk keberhasilan implementasi kurikulum” ungkapnya

Berkaitan dengan kurikulum, Mukminan menjelaskan bahwa urgensi pengembangan kurikulum menekankan pada pertanyaan “mengapa diperlukan pendidikan yang berkualitas?” Pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan kompetensi yang tepat. Selanjutnya akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas sebagai daya saing bangsa. Pelaksanaan pembelajaran Geografi di Indonesia pada prakteknya masih kurang porsinya. Karena bila dihitung, dalam jenjang SMA saja mata pelajaran Geografi hanya mendapatkan 1/3 bagian. Permasalahannya timbul karena seharusnya para siswa di Indonesia harus dibekali dengan pengetahuan Geografi Indonesia yang mumpuni agar dapat ikut mempertahankan keutuhan NKRI.

Untuk mewujudkan Pendidikan Geografi yang berkualitas, lanjut Mukminan, dilakukan dengan cara pengembangan inovasi dan pengembangan penelitian di bidang pendidikan/ pembelajaran. Tidak hanya inovasi pada bidang keilmuan lapangan, inovasi juga dilakukan di dalam kelas dengan metode terbaru dan menarik untuk dikembangkan. Maka pendidikan menjadi proses yang hidup yang terus bernafas sesuai dengan nadi kemajuan jaman. “Pendidikan Geografi yang lebih berkualitas dapat memberikan manfaat antara lain munculnya berbagai inovasi secara kreatif dan inovatif; proses pembelajaran menjadi lebih terbuka dan adaptif terhadap perubahan; dan penilaian hasil belajar menjadi semakin valid, reliabel, fokus,  komprehensif, objektif, dan mendidik” imbuhnya

Paparan kedua pembicara tersebut ditutup dengan presentasi dari Sriadi Setyowati tentang Migrasi yang meliputi definisi migrasi, jenis migrasi, dan data-data tentang migrasi. Setelah sesi presentasi selesai dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan foto bersama. (Eko)