MAHASISWA FIS KEMBANGKAN MEDIA PEMBELAJARAN RUSA ANCANA UNTUK SISWA SMA

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum (PKnH) Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta (FIS UNY) yang terdiri dari Aziz Wibisono, Bagus cahyo B, Arum Puspita P, Gusti Winarni, Nurul Aeni, Amalidya Mutiara K, Rohmad Khusni W kembangkan media pembelajaran Rusa Ancana. Rusa Ancana adalah singkatan dari Ruleta Strategi Ancaman Negara. Media ini merupakan media yang digunakan untuk pembelajaran kelas XII SMA dengan materi pembelajaran Strategi Indonesia Dalam Menyelesaikan Ancaman Terhadap Negara. Rusa Ancana berbentuk RULETA yang dapat dimainkan mencakup seluruh materi strategi ancaman negara dengan satu kali putaran permainan saja.

Azis Wibisono menjelaskan, media ini berbentuk persegi panjang yang dilengkapi dengan lingkaran berwarna yang merupakan bagian utama dari media, kotak yang di gunakan untuk kartu kesempatan dan kartu hukuman. Media ini memiliki beberapa bagian. Bagian angka yang berurutan berfungsi sebagai tanda atau nomor urut setiap pintu dalam ruleta. Bagian gambar- gambar sebagai simbol yang berhubungan dengan materi, dimana peserta didik harus menjelaskan gambar-gambar dengan sudut pandang bagaimana kira-kira gambar-gambar tersebut berhubungan dengan strategi menyelesaikan ancaman negara. Dadu dan pion pemain dadu digunakan untuk menentukan berapa langkah pion akan berjalan. Dadu yang di gunakan yaitu satu buah. Pion di gunakan untuk menandai langkah dari si pemain.

Di dalam Ruleta, lanjut Azis, terdapat dua jenis pintu, dimana salah satu pintu tersebut berisikan gambar yang menyimbolkan strategi ancaman negara. Jika peserta didik mendapatkan kartu berupa gambar maka di dalam satu kelompok dibagi menjadi dua peran dimana satu orang mengambil kartu kesempatan sementara empat orang lainnya mencoba mendeskripsikan sesuai dengan gambar yang mereka dapat. Sementara, di pintu lain terdapat gambar bom yang berarti peserta didik harus mendapat kartu hukuman berupa soal-soal yang harus dijawab peserta didik dengan mendapatkan kartu hukuman maka permainan ruleta dianggap selesai dan dilanjutkan kelompok lain. Rusa ancana berisi kartu hukuman, kartu kesempatan, aturan permainan serta perangkat yang di butuhkan.

Menurut mahasiswa PKnH tersebut, ada beberapa langkah dalam menggunakan media ini. Pertama, Didalam satu kelas dibagi menjadi delapan kelompok dimana setiap satu kelompok terdiri dari 5 peserta didik. Kedua, Perwakilan dari setiap kelompok untuk mengambil undian permainan (diambil dua kelompok). Ketiga, Setiap kelompok mempunyai satu pion. Pion berada di luar lingkaran rusa ancana. Keempat, Setiap kelompok melemparkan dadu bagi kelompok yang mendapatkan dadu dengan point 6 maka kelompok tersebut yang berhak untuk memulai permainan. Kelima, Bagi kelompok yang berhak maju terlebih dahulu maka kelompok tersebut mendapatkan kesempatan untuk melemparkan dadu sekali lagi.Keenam, Pion berjalan sesuai angka yang ada di dadu dan membuka di balik pintu pemberhentian. Lihat gambar yang terdapat di balik pintu Jika yang di temui adalah berbagai gambar hal-hal yang berkaitan dengan strategi ancaman negara maka kelompok dibagi menjadi dua peran dimana satu orang bertugas untuk mengambil kartu kesempatan dan empat orang lainnya membantu untuk mendeskripsikan sesuai gambar yang mereka dapat. Bila pemain menjawab benar maka pion boleh melanjutkan ke nomor selanjutnya dan apabila pemain menjawab salah maka akan dibenarkan oleh guru dan tetap melanjutkan ke nomor selanjutnya. Jika yang di temui adalah gambar bom meledak maka kelompok harus mengambil kartu hukuman dan menjawab soal pada kartu hukuman tersebut dengan didapatkannya gambar bom meledak tersebut maka berakhir pula permainan dari kelompok dan bergantian dengan kelompok lawan. Ketujuh, Permainan akan dikatakan finish jika salah satu kelompok ada yang mencapai gambar garuda dan kelompok berhak mendapatkan hadiah.

“Kelebihan media yang kami kembangkan antara lain alat dan bahan mudah dicari, ekonomis, dapat melatih siswa untuk berpikir secara responsif, mencakup seluruh materi dalam satu lingkaran permainan berisi materi kasus serta strategi yang di gunakan, menumbuhkan kerjasama siswa yang baik, tidak membutuhkan banyak ruang banyak ruang untuk bermain, dan dapat dimainkan oleh beberapa peserta didik sekaligus” tutupnya. (Eko)