Seminar Nasional FISE UNY

Sampai sekarang, dalam pembentukan karakter bangsa aspek spiritualisme masih diabaikan. Kondisi ini menyebabkan pembangunan karakter berbangsa dan Negara seperti kehilangan orientasi dan jati diri. Padahal spiritualisme memiliki kontribusi besar dalam pembentukan karakter keindonesiaan yang tangguh.

Demikian diungkapkan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta (FISE UNY) Sardiman, AM. M.Pd, Kamis (18/8) berkait seminar nasional di Ruang Ki Hajar Dewantara FISE UNY hari ini, Jumat (19/8). Kegiatan tersebut untuk menyemarakkan Dies Natalis ke-46 FISE UNY bekerjasama dengan Panitia HUT ke-66 SKH Kedaulatan Rakyat. Seminar bertema “membangun Spiritualisme dalam Rangka Penguatan Jati Diri dan Karakter Bangsa’.

Pada Seminar itu, panitia menghadirkan narasumber Dr. Amal Fathullah Zarkasyi, MA.  (Wakil Rektor Institut Studi Islam Darussalam), Prof. Dr. A. Baedowi  Mantan (Dirjen Dikmen/Guru Besar UNS) dan Prof. Dr. Darmiyati Zuchdi, MS (Ketua Tim Pengembang Pendidikan Karakter UNY) dengan moderator Pemimpin Redaksi KR, Drs. Octo Lampito, M.Pd. Kegiatan bakal dibuka Rektor UNY, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., MA.

Menurut Sardiman, pendidikan di Indonesia orientasinya masih mengarah pada intelektual kognitif semata. Kondisi ini berlangsung sampai sekarang, akibatnya aspek spiritual diabaikan. Ia menilai, kendala pembentukan karakter, bisa  karena Proses Belajar Mengajar (PBM), iklim-sistem pendidikan kurang memberi ruang guru/dosen melakukan inovasi pembentukan karakter siswa maupun mahasiswa. Sedangkan, aspek spiritualisme bisa berasal dari tradisi, kearifan lokal, agama dan keindonesiaan. Bagi FISE –UNY, kata Sardiman, orientasi pembentukan karakter tidak hanya bertumpu pada sekolah atau kampus, tetapi melibatkan orangtua. (Jay/Sari)