SATU LAGI DOKTOR DI JURUSAN MANAJEMEN, UNY

Beberapa karangan bunga nampak memenuhi lobi Gedung Baru Pascasarjana UNY.  Sejak pukul 10.00 WIB tamu-tamu mulai berdatangan memenuhi ruang sidang di gedung yang sama. Ternyata, pada 28 Februari 2011, diselenggarakan ujian terbuka promosi doktor dan pelepasan lulusan doktor atas nama Nahiyah Jaidi Faraz. Judul disertasinya ‘Model Asesmen Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Menengah Atas’.
    Bu Nahiyah, biasa promovendus dipanggil, merupakan salah satu dosen di Jurusan Manajemen, UNY. Disertasi yang dibuat oleh promovendus mengetengahkan topik kepemimpinan transformasional di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi konstruk kepemimpinan transformasional di kalangan kepala sekolah SMA, menemukan profil kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan hubungannya dengan kinerja sekolah berdasarkan penilaian para guru, menemukan model asesmen guru terhadap kepemimpinan transformasional yang dilakukan kepala sekolah dan menemukan perbedaan hasil asesmen guru di sekolah negeri dan swasta.
    Bu Nahiyah yang juga dikenal sebagai salah satu aktifis perempuan yang cukup disegani di Indonesia. Maka tak heran jika disertasinya juga bernafaskan pemberdayaan. Jika selama ini kepala sekolah lebih banyak dinilai oleh penilik dan pejabat dinas pendidikan, maka melalui disertasinya promovendus menempatkan kuasa penilaian itu di tangan guru. Para guru diminta menilai kualitas kepemimpinan transformasional yang dilakukan Kepala Sekolah untuk mencapai kinerja sekolah.
    Konstruk kepemimpinan transformasional merupakan hal yang sedang hangat dibicarakan dalam ilmu manajemen sumber daya manusia. Namun konsep ini masih relatif baru dikenal di dunia manajemen pendidikan. Walaupun menurut Bu Nahiyah, ‘seiring banyaknya perubahan yang terjadi di dunia pendidikan saat ini, banyak kepala sekolah yang sebenarnya sudah menerapkan model kepemimpinan ini namun mereka tidak menyadari itulah yang dimaksud dengan model kepemimpinan transformasional’.
Berdasarkan disertasi itu terungkap, bahwa ada hubungan yang signifikan antara penerapan kepemimpinan transformasional dengan pencapaian nilai UAN dan tidak signifikan terhadap akreditasi. Temuan ini menunjukan bahwa dunia pendidikan saat ini ‘terjebak’ pada parameter keberhasilan tunggal yaitu UAN. Hal ini menimbulkan pertanyaan lebih lanjut, apakah tujuan pendidikan nasional menyukseskan UAN saja? Temuan lain yang diungkapkan Bu Nahiyah adalah berdasarkan penilaian para guru, SMA negeri memiliki kualitas yang cukup baik dibandingkan SMA swasta terkait dengan sumber daya, proses pembelajaran dan jaringan.
    Temuan yang dirangkum dalam disertasi ini sangat berharga untuk mengembangkan model asesmen yang didasarkan oleh penilaian bawahan. Bagi dunia pendidikan, ini adalah upaya memberdayakan guru untuk menilai kepala sekolah. Sehingga pada gilirannya ia adalah subyek yang penting untuk meningkatkan kualitas kinerja sekolah.     (Dyna)