BEDAH BUKU HIMA ADMINISTRASI NEGARA FISE UNY

Puluhan mahasiswa berduyun-duyun mendatangi Ruang Ki Hajar Dewantara, senin siang (14/2). Mereka “disambut” display buku tetratologi “Pak Beye dan Politiknya.” Didalam ruangan, Wisnu Nugroho, penulis bukunya, telah hadir untuk membedah karya terbarunya, “Pak kalla dan Presidennya.” Acara bedah buku ini merupakan rangkaian open house Himpunan Mahasiswa Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta (HIMA AN FISE UNY). Turut hadir untuk membuka acara, dosen sekaligus pembimbing Hima AN FISE UNY, Yanuardi, M.Si. Dalam sambutannya Yanuardi memberikan apresiasi kepada Hima AN FISE UNY yang baru “lahir” tetapi telah mampu membangun jaringan dengan pihak penerbit terkenal. Ia juga berharap dengan diselenggarakannya bedah buku ini bisa jadi tambahan wawasan. Wisnu Nugroho, jurnalis Kompas, semenjak tahun 2004 telah menjadi wartawan istana. Awalnya ia tidak bertujuan untuk menulis buku, yang ia tulis ialah laporan jurnalis untuk “disetorkan” pada harian Kompas. Karena banyaknya bahan tapi space terbatas, maka ia memutuskan untuk menuangkannya pada blog. Dan akhirnya menjadi buku. Mengawali acara dengan santai, Wisnu bercerita tentang hal-hal sederhana sekaligus ironis. Misalnya, tentang tingkah para pejabat yangs seringkali mengkampanyekan “gunakan produk dalam negeri”, tapi malah menggunakan barang-barang impor yang harganya mencapai puluhan juta. Ia berkisah pula tentang bagaimana poltik citra itu dimainkan dengan sangat mendetail oleh SBY dan timnya. Buku “Pak Kalla dan Presidennya” ini merupakan buku kelima. Bercerita tentang sisi lain kehidupan Jusuf Kalla ketika masih menjabat sebagai wakil presiden Indonesia. Di dalamnya terdapat cerita-cerita yang “tidak penting”, tetapi digarap dengan gaya jurnalis yang ringan dan renyah, sehingga menjadi menarik dan –bisa jadi- penting. Bedah buku ini dapat memberi inspirasi bagi mahasiswa, tidak hanya menyelami karakter pemimpin dari kisah yang tertuang. Tetapi juga memberikan inspirasi bagi mahasiswa untuk menulis. Sebuah hal yang seringkali terlupakan. [triyanto]